Kreatif, Karsin Sulap Sampah Plastik Menjadi Paving Block

Lingkungan181 Dilihat
Sampah plastik yang berasal dari sampah rumah tangga diolah menjadi paving block. (Yudi Setiyadi/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi masalah serius di Indonesia. Kondisi ini semakin diperparah dengan minimnya kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah.

Tapi lain dengan Hartoyo Karsin (50), pria asal Desa Jetis Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga ini justru menjadi pemburu sampah plastik. Karsin mengolah sampah plastik yang berasal dari sampah rumah tangga di lingkungan desanya menjadi paving block.

“Tahun 2003 saya mulai coba-coba, waktu itu coba nggoreng sampah plastik pakai wajan di rumah. Saya sampai dimarahi sama istri dan sempat dibilang orang gila karena masak sampah,” ungkap Karsin kepada Purwokertokita.com, Sabtu (6/5).

Setelah berulang kali mencoba, dia pun akhirnya berhasil mencetak sampah plastik yang sudah dimasak menjadi paving block. Melihat respon masyarakat yang cukup baik, Karsin kemudian mengajak tetangganya untuk ikut berperan dalam pengelolaan sampah di desa. Setiap rumah tangga di desanya dia beri satu kantong besar sebagai tempat mengumpulkan sampah plastik.

“Seminggu sekali saya ambil sampah-sampah plastik yang sudah dikumpulkan dari setiap rumah. Setiap minggunya ada satu kwintal sampah plastik yang bisa dikumpulkan,” katanya.

Hartoyo Karsin (50), penggagas pembuatan paving block dengan bahan sampah plastik. (Yudi Setiyadi/Purwokertokita.com)

Pembuatan paving block ini dilakukan dengan cara memilah sampah plastik kering dan basah, kemudian memasak sampah plastik kering menggunakan tungku. Sampah plastik yang sudah meleleh kemudian dicetak dan dipres, lalu didinginkan menggunakan air.

Satu buah paving block membutuhkan dua kilogram sampah plastik untuk pembuatannya. Setiap harinya Karsin bisa memproduksi satu meter paving plastik, atau sama dengan 28 buah paving. Paving block plastik ini dijual dengan harga Rp 3.500,- setiap buahnya.

Permintaan terhadap paving plastik ini cukup tinggi, bahkan sudah ada pemesan dari Lampung yang tertarik dan memesan paving sebanyak lima kilometer. Namun karena peralatan yang masih terbatas, Karsin belum bisa memenuhinya.

“Ada yang pesan dari Lampung untuk lima kilometer paving, saya belum bisa memenuhinya karena peralatan yang masih terbatas, saya hanya punya satu tungku,” ujarnya.

Karsin berharap apa yang dia lakukan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang dan bisa menjadi solusi untuk mengatasi banyaknya sampah plastik yang tidak terkendali. Dia pun dengan terbuka menerima jika ada orang yang ingin belajar pembuatan paving plastik kepadanya.

“Sering ada orang yang datang ke sini buat belajar, saya juga kadang diundang untuk memberikan pelatihan di tempat lain. Saya sih senang kalau semakin banyak orang yang bisa membuatnya, harapannya bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah plastik,” tuturnya.

Karsin mengklaim paving block buatannya jauh lebih kuat dibandingkan dengan paving block yang terbuat dari bahan pasir dan semen.

“Saya pernah mencoba menguji kekuatannya dengan cara melindasnya menggunakan truk bermuatan 13 ton di atas aspal,” pungkasnya. (YS)

Tinggalkan Balasan