Dua Pemuda Ini Bersepeda Bandung–Purwokerto–Jogja Kampanyekan Selamatkan Slamet

Lingkungan159 Dilihat
Garbi (21) dan Muhammad Ihsan (20), dua pesepeda asal Bandung disambut Aliansi Selamatkan Slamet saat tiba di Purwokerto, Kamis (27/07).

Purwokertokita.com – Garbi (21) dan Muhammad Ihsan (20), dua pemuda asal Bandung ini mengayuh sepeda menempuh perjalanan ke Purwokerto dengan tujuan akhir Yogyakarta untuk mengkampanyekan Selamatkan Slamet.

Keduanya berangkat Selasa (25/07) pagi jam 07.30 wib dari Bandung melalui jalur selatan Ngagrek, tiba di Purwokerto Kamis (27/07) sore jam 15.00 wib. Aksi ini mereka lakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap gerakan Selamatkan Slamet yang saat ini menolak proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di kawasan Gunung Slamet.

“Kami mencoba membangun simpati masyarakat lewat kampanye dengan bersepeda, ini bentuk solidaritas kami kepada temen-temen gerakan Selamatkan Slamet,” ungkap Muhammad Ihsan saat ditemui di depan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kamis (27/07).

Menurut Ihsan, setiap kali mereka berhenti untuk istirahat, mereka selalu ditanya oleh para pengguna jalan tentang aksi yang mereka lakukan. Sambil istirahat mereka juga mensosialisasikan tentang dampak proyek PLTP di Gunung Slamet.

“Meskipun mungkin banyak orang yang nggak tahu tentang proyek PLTP di Gunung Slamet, tapi setidaknya kan orang-orang di jalanan banyak yang bertanya-tanya. Setiap istirahat dan ketemu warga sambil ngobrolin tentang Selamatkan Slamet,” katanya.

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, mereka juga berencana akan mendaki Gunung Slamet dan berkeinginan melihat hutan lindung Gunung Slamet yang saat ini dibabat untuk proyek PLTP.

“Rencana sampai tanggal 30 masih di Purwokerto, kepengin mendaki Gunung Slamet dulu dan kalau bisa ya melihat hutan lindung yang saat ini dibabat,” ujar Ihsan.

Sementara menurut Garbi, dengan bersepeda Bandung – Purwokerto – Yogyakarta, mereka berharap agar semakin banyak masyarakat yang bersimpati dengan gerakan Selamatkan Slamet. Karena menurut mereka, proyek PLTP di Gunung Slamet bukan hanya menjadi persoalan warga Banyumas, tapi juga menjadi persoalan masyarakat luas.

“Harapannya isu ini tidak hanya jadi isu warga Banyumas sekitar Gunung Slamet, tapi juga bisa jadi isu nasional. Karena proyek ini kan juga awalnya dari pemerintah pusat untuk memenuhi target listrik nasional 35 ribu megawatt. Jika dengan perencanaan seperti di sini saja sudah merugikan masyarakat, apa lagi kalau di tempat lain,” kata Garbi. (YS)

Tinggalkan Balasan