Ini Plus Minus Durian Cani Kemranjen

Kuliner639 Dilihat
penjual durian montong orange dan cani
Salah satu penjual durian montong orange dan cani di jalur alternatif WIjahan-Somagede (Estiko Aji Saputro / Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Awal musim durian di wilayah Kemranjen, Banyumas telah tiba. Inilah saat-saat yang dinantikan para pecinta durian dari wilayah Banyumas maupun luar kota. Masa panen durian di wilayah Banyumas, terutama tiga desa penghasil durian seperti Desa Alasmalang, Karangsalam, serta Pageralang, merupakan waktu untuk berburu dan menikmati durian dengan puas. Sebelum mulai berburu, ada baiknya mengenal plus minus durian cani, yang merupakan salah satu jenis durian primadona budidaya di sentra penghasil durian di Banyumas.

1. Daging durian cani lebih tebal

Daging durian cani dibanding durian montong cukup berbeda, terutama kesetabilan ketebalan daging buah. Jika montong lebih tidak stabil, karena daging buah bisa menjadi tipis. Sementara untuk durian cani, ketebalannya stabil.

Untuk perbandingannya, kalau musim kemarau panjang seperti tahun ini, ketebalan daging buah durian montong mengalami penyusutan. Tak jarang pongge atau biji durian montong nampak saat dibelah. Tetapi, hal ini tidak dialami oleh cani, karena ketebalan daging durian cani tetap stabil meskipun kekurangan pasokan air.

Durian Kromo Banyumas
Warna daging buah durian cani dan montong orange hampir sama (Estiko Aji Saputro / Purwokertokita.com)

2. Rasa yang lebih mantap

Soal rasa, durian cani lebih mendekati rasa durian lokal, yaitu manis, legit, serta terdapat rasa pahit khas durian. Berbeda dengan durian montong orange atau Kromo Banyumas, rasa durian ini lebih manis, legit, dengan rasa pahit yang lebih sedikit.

3. Biji yang lebih kecil

Selain memiliki daging buah yang tebal, durian cani juga memiliki biji yang relatif lebih kecil daripada biji durian montong orange. Terkadang, biji durian cani kepet atau tipis. Sehingga saat dimakan akan lebih puas.

4. Tingkat Kematian Pohon Tinggi

Nah, kalau ini minusnya durian cani. Jika dibandingkan dengan pohon durian montong orange, usia pohon durian cani lebih singkat. Tak jarang, pohon durian ini mati setelah mengalami satu atau dua kali panen. Makanya nggak perlu heran, kalau pohon jenis durian cani lebih sedikit dibudidayakan oleh masyarakat.

5. Kadar Kambium Lebih Tinggi

Kalau yang ini juga termasuk kelemahan lain dari jenis durian ini. Kadar kambium pohon durian cani yang cukup tinggi. Hingga melebihi pohon jenis durian lain. Soalnya, kalau kadar kambium cukup tinggi, pohon durian bisa rentan virus yang menyerang.

Akibatnya, banyak buah yang kurang baik saat dipanen, bahkan mengalami rontok sebelum masa panen. Selain itu, penyebaran virus yang cepat juga menyebabkan pohon durian cepat mati.

Baca Juga: Bulan Januari Banyumas Bakal Kebanjiran Durian

6. Membutuhkan Lahan Khusus

Nah ini soal yang masih jadi permasalahan juga. Pohon durian cani butuh lahan yang sesuai untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Padahal, pohon duren jenis cani butuh lahan yang kering, kemiringan yang pas, serta tingkat keasaman yang rendah.

Sayangnya, tak semua lahan di wilayah Kemranjen ideal untuk pertumbuhan pohon durian cani. Sehingga tak perlu heran, kalau warga lebih memilih tanam pohon durian selain jenis cani.

Foto durian cani yang masih di pohonnya (Estiko Aji Saputro / Purwokertokita.com)
Foto durian cani yang masih di pohonnya (Estiko Aji Saputro / Purwokertokita.com)

Tapi jangan takut, durian cani tetap menjadi salah satu andalan durian budidaya dari wilayah Kemranjen. Bersama durian montong orange, durian cani tetap menjadi komoditas perdagangan durian, yang bisa menembus lingkup lokal Banyumas hingga ke Jakarta, Magelang, Bandung dan luar Jawa. Pada awal musim panen kali ini, sudah lebih dari 10 ton durian montong orange dan cani dikirim ke daerah-daerah tersebut.

Baca juga: Bersabarlah, Durian Kemranjen Terenak Bida Dinikmati Pada Januari

Jadi, selamat berburu durian di Banyumas….

Estiko Aji Saputro

Tinggalkan Balasan