Purwokertokita.com – Pengurus Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPNU/IPPNU) Kecamatan Cilongok menyatakan dukungannya terhadap keberadaan Front Pembela Islam (FPI) di wilayah tersebut. Dukungan tersebut diberikan dengan catatan, FPI harus mengedepankan dialog daripada kekerasan dalam menegakkan syariat Islam.
Ketua PAC IPNU Cilongok, Ahmad Syarif mengakui pihaknya sudah menggelar pertemuan terbatas dengan pembinanya di kediaman salah satu pengurus untuk menyikapi persoalan yang kini mengemuka. “Soal Ormas FPI, sikap PAC IPNU/IPPNU Cilongok tidak melarangnya asal tidak menggunakan kekerasan saat mengambil tindakan,” katanya, Minggu (14/2).
Seperti diketahui, sejumlah elemen di beberapa daerah gerah dengan keberadaan FPI. Kondisi tersebut terjadi karena ormas yang dipimpin Rizieq Shihab dianggap lebih mengedepankan kekerasan dibanding dialogis saat mengambil keputusan. Bahkan, ormas ini dilarang melakukan aktivitas di daerah tertentu.
Baca juga: Aksi Tolak Rizieq Shihab di Banyumas
Sementara itu, Pembina PAC IPNU Cilongok, Yanuar Reza Gufroni, mengatakan isu penolakan kegiatan FPI di Banyumas sudah bermunculan dan banyak diperbincangkan sejumlah ormas di sejumlah forum. Ia meminta kepada pemerintah kabupaten Banyumas untuk memperhatikan persoalan ini dan melakukan musyawarah pimpinan daerah lain.
Belum lagi, katanya, kedatangan pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab bukan hanya melakukan safari tabligh, tetapi sekaligus melantik kepengurusan FPI Kabupaten Banyumas.
Baca juga: Di Banyumas Dulu Pernah Ada FPI Tapi Bubar
“Informasi yang saya ketahui, safari tabligh dan pelantikan FPI ini rencananya diadakan di salah satu Masjid di daerah Karangwangkal. Tetapi dikarenakan ada penolakan, maka gelaran kegiatan FPI ini beralih di komplek Pondok Pesantren AL Fattah pengasuh Kyai Slamet di Cilongok pada 23 Februari mendatang,” jelasnya.
Masih menurutnya, pro-kontra pembubaran FPI sudah seringkali diperdebatkan. “Karena itu, kami sebagai kaum pelajar muda Nahdliyin tentunya punya pandangan sendiri menanggapi ormas yang selama ini dicitrakan sebagai kumpulan preman yang berbaju Islam. Citra itu tak lain karena aksi sweeping dalam aktivitasnya,” ujarnya.
Lebih jauh, ia mengaku dukungan terhadap FPI berada pada titik mengajak masyarakat untuk menegakkan syariat Islam. Namun, pihaknya menolak dengan tegas cara yang dipakai untuk mengajak ke arah kebaikan dengan cara kekerasan.
“Kami menolak cara yang dipakai untuk mengajak kebaikan yang seringkali justru mengarah ke kekerasan dan tindakan anarkis. Itu terlihat diberbagai aksi yang sudah dilakukan, itu yang menjadikan kami sangat menolak dan mengecam aktivitas ormas FPI,” tegasnya.
Ia mengemukakan, jika pengurus FPI yang hendak dilantik tetap mengedepankan tindakan anarkis dan kekerasan dalam aktivitasnya, pihaknya akan meminta jajaran musyawarah pimpinan kecamatan untuk menolak keberadaan dan kegiatan FPI di wilayah Cilongok ini.
“Mengingat gelaran tabligh dan pelantikan FPI Banyumas ini tinggal menghitung hari, tentunya kami berharap seyogyanya pimpinan tertinggi FPI menyampaikan dakwahnya dengan tidak menyinggung, menghina dan menjelek-jelekan ormas lain. Demi terjaganya stabilitas sosial masyarakat, pengurus yang hendak dilantik diharuskan untuk berkomitmen menegakan ajaran syariat Islam yang ramah dan damai serta dialogis,” ujarnya.
Refdah Ria Rifngatin
Lembaga Pers dan Jurnalistik PAC IPPNU Cilongok