Purwokertokita.com – Setelah rehat sekian lama, Kedai Telapak yang ada di Pabuaran kini hadir kembali dengan nama baru, Kedai Kopikup. Kedai ini hadir untuk mengembalikan marwah minum kopi dengan sederhana. Sesederhana kita merelakan kenangan akan mantan. Halah…
“Kopikup itu diambil dari kata coup de etat kopi. Atau pemberontakan kopi,” kata pemilik Kedai Kopikup, Caisar Aditya, saat ditemui Purwokertokita.com, Minggu (27/12).
Gila, pemberontakan kopi. Ngeri amat ya. Caisar menjelaskan, selama ini orang minum kopi menjadi terlalu cantik. Terlalu ribet dan terlalu menjadi gaya hidup yang mahal.
Padahal, kata dia, awalnya minum kopi adalah kegiatan sederhana yang hanya membutuhkan keikhlasan peminumnya. Dulu orang minum kopi dengan gelas blimbing atau gelas tembaga. “Tidak perlu dicantikkan. Ini harus diluruskan kembali,” ujar Caisar sambil mengepalkan tangan kiri.
Kedai Kopikup sudah dibuka pada 26 Desember (soft launching). Sedangkan pembukaan secara resmi akan dilakukan pada 31 Desember, atau malam pergantian tahun. Kedai dibuka pukul 11.00 siang hingga pukul 24.00 malam.
Kedai ini menawarkan dua macam kopi yakni Arabika dan Robusta dari berbagai wilayah nusantara. “Saya meracik sendiri kopi-kopi ini, pokoknya ini pergulatan selama bertahun-tahun,” katanya.
Selain kopi dan teh tubruk, di kedai ini juga menyajikan cemilan dari jajanan pasar. Seperti, jalabia, wajik, apem dah lainnya. “Aslinya teman minum kopi ya jajanan pasar seperti ini,” kata mahasiswa Biologi semester tua ini.
Caisar menambahkan, tujuan awal membuka kedai ini adalah karena ia biasanya mengerjakan tugas kuliah di kafe. Ia malas jika mengerjakan tugas kuliah di kostannya. Tapi lama-lama bikin tekor. “Dari situ saya ingin membuat tongkrongan sendiri. Ada internet kenceng dan ke depan bisa untuk kumpul komunitas,” katanya.
Nantinya, kedai ini bisa digunakan komunitas untuk melakukan kegiatannya. Dulunya kedai ini ramai digunakan komunitas seperti, Komunitas Angon Foto, Pojok Akustik, Fans Romanisti dan Chelsea.
Okelah Chelsea sekarang jadi tim yang sering kalah seperti halnya MU. Berbeda dengan Arsenal yang kini mantap di peringkat dua. Lah kok malah jadi ngomongin bola.
Kedai ini juga menjadi saksi sejarah kelahiran Komunitas Angon Foto. Komunitas ini melahirkan sejumlah fotografer muda berbahaya yang sering menang lomba.
Sebut saja Reza Gemi Omandi yang tahun ini memenangkan banyak lomba foto. Atau fotografer lain seperti Himawan L Nugraha, Anang Firmansyah, Agung Pambudhy, Fikri Adin dan lainnya. Juga dua fotografer senior peraup dollar seperti Idhad Zakaria dan Liliek Dharmawan. “Insya Alloh, Komunitas Angon Foto akan dihidupkan kembali, di kedai ini” ujar Koordinator Komunitas Angon Foto, Idhad Zakaria.
Selain untuk komunitas, kedai ini juga asik buat nongkrong kamu yang masih jomblo. Eh, sapa tau ada yang kecantol. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Seperti aku mencintai kopi dengan gelas blimbing.