Film “Mencari Soetedja” Segera Diluncurkan, Membuka Kotak Pandora Kisah Soetedja

Komunitas, Peristiwa246 Dilihat
Film dokumenter “Mencari Soetedja” akan segera diluncurkan.

Purwokertokita.com – Film dokumenter bertajuk “Mencari Soetedja” garapan sutradara Bowo Leksono akan segera diluncurkan pada Kamis (15/11). Film ini rencananya akan tayang perdana di hadapan publik Purwokerto dan sejumlah komunitas film, musik, akademisi dan kalangan pemerintah akan diundang untuk mengapresiasi.

Bowo Leksono mengatakan, film “Mencari Soetedja” merupakan hasil garapan Jaringan Kerja Film Banyumas Raya (JKFB) bekerjasama dengan Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga dan Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Film ini digadang-gadang akan menjadi pembuka kotak pandora kisah tentang komponis asal Banyumas, Raden Soetedja Purwodibroto yang menjadi pelopor musik modern di Indonesia.

“Selama ini, Soetedja hanya dikenal lewat lagu berjudul ‘Ditepinya Sungai Serayu’. Tapi, masih banyak ratusan lagu, catatan-catatan sejarah dan penghargaan yang pernah diterimanya,” ujar Bowo Leksono, Selasa (6/11).

Bowo menyebutkan, ada beberapa lagu yang sempat didokumentasikan dalam film. Pihaknya ingin agar masyarakat Purwokerto sebagai tanah kelahiran Soetedja yang pertama kali mengapresiasi film ini.

“Keistimewaan film ini adalah waktu riset yang memakan waktu sekitar 8 tahun. Modal awalnya hanya berbekal sebuah kliping fotokopi, koleksi keluarga Raden Soetedja,” katanya.

Menurut Bowo, proses pencarian narasi tentang Soetedja ini cukup sulit. Bahan artikel dari media massa, blog, tulisan salah satu narasumber film yakni Sugeng Wijono hingga wawancara dengan anak cucu Soetedja belum juga mampu membuka catatan kiprah Soetedja di dunia musik Indonesia.

Bowo mengatakan, bagi pihaknya, pencarian Soetedja ini takkan pernah selesai, hingga tak berbatas. Bowo berharap, film ini menjadi pemancing riset, bahkan kepedulian pemerintah untuk menempatkan sosok Soetedja sebagai tokoh musik modern dan panutan para musikus.

“Setidaknya, bukan sekadar menjadi nama Gedung Kesenian yang tak kunjung selesai dibangun,” ujarnya.

Baca : Jejak Soetedja, di Balik Lagu “Kopral Jono” dan “Juwita Malam”

Sementara itu, produser “Mencari Soetedja”, Nanki Nirmanto mengatakan, film ini rencananya akan diputar berkeliling di ruang-ruang diskusi publik serta diapresiasi oleh komunitas film, musik maupun komunitas lainnya. Pihaknya inginĀ agar seluruh masyarakat, terutama dari Banyumas, bangga dengan Raden Soetedja.

“Ia sebenarnya tidak hanya komponis keroncong seperti yang diketahui orang. Ia juga menguasai aliran musik lainnya, seperti hawaian, jazz dan klasik,” katanya. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan