Purwokertokita.com – Ada cara menarik yang dilakukan oleh Satpol PP Provinsi Jawa Tengah bersama Satpol PP Kota Semarang untuk menertibkan pengendara sepeda motor yang nekat menggunakan jalur khusus pejalan kaki atau trotoar untuk menghindari kemacetan di jalanan protokol Kota Semarang.
Dalam Operasi Simpatik yang digelar pada Jumat (2/11), para petugas mengedepankan pendekatan humanis dengan cara memberikan bunga dan menasehati para pengendara yang telah merampas hak pejalan kaki.
Operasi Simpatik ini pun menjadi ramai di dunia maya dan menarik perhatian para netizen. Netizen menganggap bahwa kegiatan tersebut sangat simpatik dan mendidik. Meski ada juga yang berkomentar agar petugas melakukan tindakan tegas.
Pemilik akun @lensapewarta misalnya, dia mengatakan jika kegiatan yang dilakukan Satpol PP tersebut layak dicontoh oleh seluruh Satpol PP di seluruh wilayah Jawa Tengah.
“Wah ini bisa tambah keren…dilakukan satpol PP se-Jateng secara serentak..pasti pejalan kaki akan nyaman aman…deh,” cuitnya.
Ada pula cuitan @Iruljangkrik yang mencuit singkat “Keren euy..”. Serta @dad_soemantri yang membalas “pa Kasat Kereennn. Kulo nyuwun kembang sanesipun mawon nDan..Lanjutkan!!!,” cuitnya.
Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rahmadi, mengaku sengaja menggelar operasi simpatik dengan cara membagi-bagikan bunga kepada para penerobos trotoar.
“Memang saya arahkan, terutama untuk mengerahkan Srikandi Satpol PP dengan memberikan bunga Mawar sebagai wujud cinta kami kepada mereka dan warga Kota Semarang. Bukan hanya bagi-bagi bunga, tapi kami juga memberikan sosialisasi dengan pendekatan humanis,” ucap Sinung, Jumat (2/10) lalu.
Inisiatif melakukan operasi dengan pemberian bunga mawar kepada pelanggar, kata Sinung, sebagai bentuk sentuhan hati menggugah kesadaran masyarakat.
“Dengan pendekatan humanis itu, diharapkan masyarakat sadar bahwa tertib itu berbagi dan mengerti hak orang lain,” tegasnya.
Operasi semacam ini, lanjut Sinung, akan terus dilakukan sebagai bagian edukasi kepada masyarakat secara berkelanjutan dan merawat partisipasi masyarakat.
Menurut Sinung, kesadaran masyarakat terkait penggunaan trotoar saat ini masih kurang. Bahkan, dirinya mengecek sendiri jika banyak pengendara yang dengan santainya menggunakan trotoar tanpa merasa bersalah.
“Operasi ini kami lakukan setelah menerima laporan aduan masyarakat dan pengamatan saya. Selama pengamatan saya itu, banyak pengendara motor yang tidak merasa rikuh atau malu saat menyita hak pejalan kaki. Untuk itu, kegiatan semacam ini akan terus kami lakukan agar kesadaran masyarakat terus tumbuh,” pungkasnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memang terus mendorong jajarannya melakukan pendekatan humanis dalam menegakkan aturan. Hal itu sebagai bentuk melayani masyarakat.
“Tentunya memberikan edukasi dengan hal yang baik, dengan pendekatan humanis. Itu yang biasanya lebih mengena di masyarakat, ketimbang dengan penegakan aturan yang terlalu keras. Birokrasi sekarang itu harus dekat dengan rakyat,” katanya.(lhr/YS)