Purwokertokita.com – Pusat gempa bumi yang terjadi di tenggara Pekalongan atau utara Banjarnegara diperkirakan berkedalaman sekitar empat kilometer di bawah permukaan tanah, atau disebut sebagai gempa permukaan. Peta tingkat guncangan (shake map) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, dampak gempa bumi ini menimbulkan guncangan pada I Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG atau II MMI di wilayah Banjarnegara.
Kepala BMKG Pos Pengamatan Banjarnegara, Setyo Aji menjelaskan, gempa dangkal ini sangat terasa di wilayah tertentu. Terutama yang paling dekat dengan pusat gempa.
“Dampak gempa dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain kekuatan dan jarak antara pusat gempa dengan wilayah berpenduduk,” jelasnya, Kamis (19/4).
Menurutnya, jarak gempa sekitar 30 kilometer sebelah utara Kota Banjarnegara, atau berdekatan dengan daerah utara Kabupaten Banjarnegara, seperti Kecamatan Kalibening. Meski relatif kecil yaitu, berkekuatan 4,4 skala ritcher (SR), tetapi dampaknya sangat dahsyat. Semakin dekat dengan pusat gempa, goncangan akan semakin terasa.
Tiga desa terdampak paling parah, yakni Desa Kasinoman, Kertosari dan Lorengan.
Kecamatan Kalibening, Banjarnegara merupakan daerah wilayah yang paling terdampak dalam shake map atau peta goncangan gempa.
“Di luar Kecamatan Kalibening ada yang merasakan goncangan, tetapi dampaknya belum dilaporkan, sepertinya tidak berdampak,” dia menjelaskan.
Lokasi pusat gempa yang berada di daratan menunjukkan bahwa gempa terjadi aktivitas pada patahan lokal. Diketahui, Indonesia berada di atas pertemuan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur.
Lantaran kecilnya kekuatan gempa, dampaknya pun hanya dirasakan dalam kawasan yang tak terlalu luas. Hanya sebagian wilayah Banjarnegara yang merasakan gempa ini, terutama di sisi utara.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Agus Haryono, menjelaskan, data sementara di Pos Tanggap Darurat Gempa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, pada Rabu (18/4) malam, sebanyak 317 rumah rusak. Rinciannya, yakni di Desa Kertosari 62 unit, Kasinoman 217 unit dan Desa Plorengan 37 unit, tiga masjid dan musala, serta gedung SMP Negeri 2 Kalibening juga rusak.
Jumlah pengungsi yang terdata sementara sebanyak 526 kepala keluarga yang terdiri dari 2.104 jiwa. Mereka tersebar di beberapa titik pengungsian di empat desa Kecamatan Kalibening, yaitu Kasinoman, Kertosari, Plorengan dan Desa Sidakangen.
“Kami membuka Posko Lapangan Darurat Bencana Alam Gempa Bumi Kecamatan Kalibening dan mengevakuasi warga korban bencana ke titik aman,” kata Agus.
Dia menambahkan, BPBD sudah mulai mengirim bantuan logistik terutama makanan, mengamankan lokasi paling terdampak gempa dan berkoordinasi dengan dinas terkait serta relawan gabungan. (RS/NS)