Purwokertokita.com – Ritual tolak bala agar terhindar dari bahaya kematian-kematian secara misterius dilakukan oleh warga Grumbul Grigil Sapi, Desa Arenan, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga dengan cara menyembelih seekor sapi, Rabu (4/10).
Ritual yang sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam ini bermula dari munculnya kejadian-kejadian aneh di wilayah RT 3 RW 1 Desa Arenan. Dari cerita lisan turun temurun, suatu waktu pernah terjadi kematian-kematian misterius secara beruntun yang dialami warga setempat mulai dari bunuh diri, tersambar petir atau jatuh dari pohon kelapa.
Menurut Karyawiroji, orang yang dituakan di wilayah ini, suatu kali pernah terjadi peristiwa kematian mendadak 2-3 warga dalam sehari. Warga lantas menemui orang pintar dan disarankan mengadakan slametan, yakni memotong sapi setidaknya satu kali dalam sewindu.
“Slametan itu sudah 10 tahun tidak dilakukan. Terlambat dua tahun memang, semestinya tahun 2008,” ujar Karyawiroji, Rabu (4/10).
Khamidi, Kaur Tata Usaha dan Umum Desa Arenan menuturkan, setahun terakhir, warga grumbul Grigil Sapi dibayangi kematian misterius, yakni seorang warga yang membunuh diri sendiri. Kejadian itu terjadi awal tahun 2017. Ritual tolak bala yang sempat dilupakan lantas diingatkan oleh para sesepuh untuk dilakukan kembali saat dilangsungkan rapat desa.
“Memang yang kami tahu dari cerita akan terjadi kematian-kematian misterius jika selama sewindu tidak ada penyembelihan sapi. Kami melakukan ini sebagai bentuk selamatan agar warga terhindar dari segala bahaya,” kata Khamidi.
Pada masa silam, saat banyak warga setempat alami persoalan ekonomi, ritual tolak bala pernah hanya dilakukan dalam bentuk penyimbolan yakni menanam bagian tubuh sapi. Namun tiga ritual terakhir, potong satu ekor sapi terus. Sapi yang disembelih tidak boleh cacat fisik. Sapi juga harus dalam keadaan bersih.
“Ekor sapi ditanam di ujung barat grumbul dan kepala sapi di ujung timur grumbul,” pungkas Khamidi. (AAR/YS)