Purwokertokita.com – Memasuki musim kemarau, sejumlah 200 Kepala Keluarga (KK) di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga mengalami kesulitan air bersih. Kondisi ini disebabkan sumur warga sudah mulai mengering.
Kepala Desa Kutabawa, Edi Suroso mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air, warga harus mencari ke desa yang ada di bawah. Sebagian warga juga ada yang menunggu air hujan.
“Saat ini hujan juga sudah tidak turun. Sehingga warga kesulitan jika ingin mengandalkan air dari tadah hujan,” ujar Edi Suroso, Rabu (13/9).
Menurut Edi, salah satu solusi alternatif yang dilakukan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan air adalah dengan membeli air.
“Warga yang punya uang tentu bisa membeli air. Tapi warga yang tidak punya uang memilih mengambil air dari bawah atau sumber air yang letaknya puluhan kilometer,” katanya.
Sejumlah warga ada yang membeli air dengan harga Rp 200 ribu untuk 5000 liter.
Menanggapi kesulitan air bersih yang dialami oleh beberapa desa, Bupati Purbalingga, Tasdi, meminta kepada pejabat terkait untuk memantau wilayah yang dilanda kesulitan air bersih.
“Camat dan kades harus pro aktif untuk mengetahui kondisi itu. Jika perlu saya akan berkeliling desa untuk memberikan pasokan air bersih. Kita punya mobil tangki. Air bersih milik PDAM juga melimpah,” ungkapnya.