Purwokertokita.com – Suasana khusuk memanjatkan harapan dan doa kepada Yang Maha Kuasa terlihat dalam Salat Istisqo yang dilaksanakan ratusan warga di areal persawahan Desa Karanggedang Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, beberapa waktu lalu. Segala pengharapan warga desa, yang mayoritas bermatapencarian petani, dipanjatkan agar bisa melanjutkan kehidupan mereka bercocok tanam.
Kepala Desa Karanggedang, Andri Kusmayadi mengemukakan sudah beberapa bulan silam desanya mengalami kekeringan yang hebat. Akibatnya, banyak petani di desanya tidak bisa lagi mengairi sawah yang mereka garap selama ini. “Kekeringan tahun ini mengkhawatirkan, sudah seperti bencana,” katanya, beberapa waktu lalu.
Ia mengemukakan ada sekitar 200 hektare lebih lahan pertanian di desanya yang belum bisa ditanam pada bulan sekarang. Padahal, jelasnya, dalam hitungan petani saat ini sudah memasuki masa tanam. “Saat ini harusnya sudah masuk musim tanam, tetapi karena tidak ada air, para petani belum bisa menanam,” ucapnya.
Tak hanya air untuk lahan pertanian, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga hanya mengandalkan bantuan penyaluran air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas. Ia menjelaskan, air sumur yang menjadi sumber air utama memenuhi kebutuhan warga tak bisa konsumsi.
Selain ketingian air yang menurun drastis, air sumur telah berubah warna dan berbau tidak sedap. “Tetapi, sebagian warga terpaksa mengonsumsi air sumur, karena tidak ada sumber air lainnya. Supaya bisa dikonsumsi, biasanya warga menyaring air sumur tersebut sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari,” ujarnya.
Selain di Sumpiuh, Warga Desa Pageraji Kecamatan Cilongok juga menggelar Salat Istisqo yang dilaksanakan di lapangan desa setempat. Seorang warga setempat, Anugrah (33) mengemukakan saat ini warga benar-benar kesulitan mendapatkan air bersih. “Sekarang warga mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap sore banyak warga membawa deriken dan galon untuk mengambil air,” jelasnya.
Tak hanya di Banyumas, Salat Istisqo juga dilaksanakan sekitar 250 warga Desa Doplang Kecamatan Adipala Cilacap. Kekeringan yang sudah berlangsung sekitar 10 bulan lamanya, berdampak pada pertanian di wilayah tersebut. Para petani mengaku tidak bisa menikmati hasil panen sepanjang tahun lantaran paceklik.
Uwin Chandra