Purwokertokita.com – “Why I should care about plastic in Indonesia?,” tanya Pavla Travnickova, gadis 24 tahun asal Republik Ceko, dalam sebuah forum bersama dengan para ibu anggota PKK Kecamatan Purwanegara, di balaidesa Desa Merden Banjarnegara, Jumat (23/3).
Pavla Travnickova adalah seorang traveler peduli lingkungan dari Republik Ceko yang menyambangi Indonesia dan tinggal di Desa Gumiwang sejak sebulan lalu. Kedatangannya tidak sekadar untuk jalan-jalan, misi tentang kepedulian lingkungan selalu dia bawa ke desa-desa yang dia kunjungi. Pavla mengkampanyekan tentang “Indonesia Sehat Tanpa Plastik”.
“Mengapa saya harus peduli dengan sampah palstik di Indonesia?, karena Indonesia merupakan negara paling banyak polusi plastik kedua di dunia. Lautan di Indonesia merupakan lautan terkotor di dunia akibat sampah plastik. Masyarakat Indonesia segala sesuatunya menggunakan plastik,” ungkap Pavla.
Menurut Pavla, sampah plastik merupakan salah satu sampah yang bisa dimanfaatkan kembali. Namun, yang digunakan hanya sampah plastik bersih. Sementara sampah plastik kotor tidak akan ada yang peduli, sampah plastik kotor hanya berakhir dibuang atau dibakar.
“Jangan dijadikan motivasi bahwa sampah plastik bisa dimanfaatkan kembali, tetapi termotivasilah untuk mengurangi penggunaan plastik,” katanya.
Pavla mengajak seluruh masyarakat untuk kembali hidup sehat tanpa plastik. Perubahan itu bisa dimulai dengan menjaga kesehatan tubuh sendiri dengan mengonsumsi makanan sehat. Masyarakat harus menghindari makanan yang dibungkus dengan plastik, sebab zat yang ada pada plastik akan meracuni makanan.
“Minuman dalam gelas plastik itu tidak sehat, karena air itu entah berapa lama ada di dalamnya. Makanan-makanan yang dibungkus plastik, sayuran yang dibungkus plastik dan makanan-makanan lain yang melibatkan plastik itu tidak sehat,” jelasnya.
Contoh keseharian yang tidak disadari masyarakat selalu menggunakan plastik, yaitu ketika ada penjual sayur di depan rumah, mereka masih minta plastik untuk tempatnya.
“Gunakan tas kain, sebagai pengganti plastik untuk tempat belanjaan. Tas itu bisa digunakan sampai sobek, bahkan kalau kotor bisa dicuci. Hal ini bisa menunjukkan kepedulian kita pada alam. Hidup kita segala sesuatunya didapat dari alam. Tetapi malah kita tidak peduli dengan alam,” tambahnya.
Kata Pavla, alam mulai kelebihan sampah plastik di daerah yang subur. Kita tidak bisa menanami alam, sebab unsur pada alam telah rusak bahkan mati. Sementara di lautan penuh dengan sampah plastik yang dimulai dari pembuangan plastik dari sungai, populasi ikan akan terganggu dan bekurang.
“Begitu juga dengan membakar sampah yang bisa membuat pemanasan global. Mantel bumi akan menipis, panas matahari sampai ke bumi. Salah siapa? Kita penyebabnya, tetapi kita mengeluh pada alam,” ungkap Pavla.
“Stop! Plastik! kurangi penggunaan plastik!. Mari kembali kepada alam. Terkadang merepotkan tetapi justru malah menyehatkan. Sajikan makanan ringan dengan prasmanan, minuman tidak lagi menggunakan kemasan, plastik bisa diganti dengan daun. Itu juga kembali mendekatkan kita dengan teman dalam pertemuan,” pesan Pavla, saat menutup kampanyenya.
Penulis : Ikfi muallifa izzati