Purwokertokita.com – Ratusan karyawan Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto, Jawa Tengah melakukan aksi unjuk rasa menentang tindakan manajemen yayasan RSI yang dianggap sewenang-wenang.
Mereka menggelar aksi di Pendopo Bupati Banyumas dan DPRD Banyumas, Jumat (3/6).
Salah satu karyawan RSI, Arif Rohyadi mengatakan saat ini manajemen merekrut karyawan tanpa keterangan yang jelas. Ini termasuk pengangkatan lima kepala bagian baru dari luar karyawan RSI Purwokerto. Sedangkan, kepala bagian yang lama jabatannya diturunkan.
“Dari pihak Yayasan itu mengangkat karyawan seenaknya. Tidak menggunakan aturan ketenagakerjaan RSI Purwokerto,” katanya kepada wartawan.
Karyawan, kata Arif, menuntut manajemen untuk menerapkan tata kelola manajemen yang sesuai dengan prosedur kelembagaan.
Sementara, karyawan lainnya Vio Setya mengungkapkan, saat ini karyawan RSI merasa tidak nyaman bekerja di RSI. Sebab, mereka khawatir bisa dipecat sewaktu-waktu.
“Misalnya, mengganti posisi karyawan, teman kami, dilengserkan begitu saja. Kemudian diganti dengan pilihan-pilihan mereka dari yayasan, dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto,” ujar Ivo.
Bahkan, kata Vio, karyawan tidak semuanya paham pimpinan-pimpinan bagian dan jajaran direksi. Sebab, hampir seluruh pejabat di tingkat atas diganti secara tiba-tiba seiring klaim sebuah universitas swasta atas kepemilikan RSI.
“Dengan alasan-alasan dan prosedur yang tidak jelas. Kami tidak terima dengan perbuatannya. Tanpa tata kelola Rumah Sakit Islam. Yang diganti itu ada lima orang,” jelasnya.
Pendemo meminta Bupati Banyumas dan DPRD Banyumas memediasi karyawan dengan pihak yayasan yang mereka anggap sudah berlaku sewenang-wenang.
Ketua DPRD Banyumas, Juli Krisdiyanto sepintas mengisyaratkan akan mengundang perwakilan manajemen RSI dan karyawan untuk membicarakan tuntutan ini.
Sebelumnya, di Purwokerto, sejumlah ormas menolak pengalihan kepemilikan yayasan tersebut menjadi milik universitas swasta. Alasannya, yayasan tersebut merupakan milik seluruh umat muslim, bukan milik golongan tertentu.