Ini Harapan Buruh Perempuan Purbalingga di Hari Kartini

Peristiwa265 Dilihat
Buruh perempuan di salah satu pabrik pembuatan rambut palsu bekerja menggunakan kebaya dalam peringatan Hari Kartini, Kamis (21/4). (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Buruh perempuan di salah satu pabrik pembuatan rambut palsu bekerja menggunakan kebaya dalam peringatan Hari Kartini, Kamis (21/4). (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Peringatan Hari Kartini yang dijadikan tonggak emansipasi kaum perempuan di tanah air dirayakan dengan berbagai macam kegiatan. Penggunaan kebaya dan sanggul dalam peringatan kelahiran Kartini, sepertinya menjadi pemandangan yang lumrah bagi masyarakat Indonesia.

Pada perayaan Hari Kartini di Purbalingga Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, membuat surat edaran yang meminta kepada karyawan empat pabrik rambut palsu terbesar di kota itu untuk menggunakan kebaya.

Bagi buruh perempuan, surat edaran tersebut disambut berbagai pendapat. Seperti yang diungkapkan seorang buruh perempuan, Dini Rohidah. Ia mengaku senang bisa mengenakan kebaya saat bekerja, walau harus mempersiapkannya sejak pukul 04.00.

Meski begitu, ia berharap agar kaum perempuan tetap bisa memperjuangkan hak-haknya, bahkan sebagai pekerja. “Sebagai kaum perempuan, Hari Kartini bermakna agar selalu memperjuangkan hak kita agar bisa setara dalam dunia kerja,” jelasnya yang harus mengeluarkan uang sendiri untuk mengenakan kebaya.

Tak jauh berbeda dengan Dini, harapan agar bisa diperhatikan kesejahteraan buruh perempuan di Purbalingga juga diungkapkan Nurhaeni. Ia mengemukakan, harapannya agar pekerja perempuan tidak diremehkan. “Kami minta agar pemerintah tolong menghargai tenaga kerja perempuan seperti kami ini,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Purbalingga, Tasdi usai menghadiri upacara peringatan hari Kartini di Alun-Alun Purbalingga, Kamis (21/4), mengatakan surat edaran memang diperuntukkan untuk semua kaum perempuan yang bekerja di berbagai instansi.

“Untuk mengenang dan melestarikan cita-cita beliau sang pejuang wanita, maka di Purbalingga kita mengedarkan surat edaran agar seluruh pegawai dan masyarakat, termasuk di PT Boyang dan Indokores (perusahaan rambut dan bulu mata palsu) untuk mengenakan seragam kebaya,” jelas

Langkah tersebut, menurutnya, untuk mengenang spirit Kartini yang memperjuangkan hak-hak perempuan. “Karena itu, kami edarkan agar seragam menggunakan kebaya untuk menghormati pahlawan kita,” ucapnya.

 

Tinggalkan Balasan