Begini Kesan Didik Nini Thowok Tentang Dariah

Rehat395 Dilihat
Seniman serba bisa, Didi Ninik Thowok saat menari bersama lengger lanang, Mbok Dariah, beberapa waktu lalu. (Aris Andrianto/Purwokertoktia.com)
Seniman serba bisa, Didi Ninik Thowok saat menari bersama lengger lanang, Mbok Dariah, beberapa waktu lalu.
(Aris Andrianto/Purwokertoktia.com)

Purwokertokita.com – Seniman serba bisa asal Jogjakarta, Didik Nini Thowok megaku kagum dengan totalitas berkesenian penari lengger lanang, Dariah. “Totalitasnya masih terasa. Saya salut dengan Mbok Dariah,” kata Didik, beberapa waktu lalu.

Didik pernah mendokumentasikan sosok Dariah. Mulai dari rumahnya, Sungai Serayu, Pendopo Sipanji dan sejumlah tempat keramat yang pernah digunakan ritual oleh Dariah.

Didik blusukan hingga Banyumas merupakan hasil perenungannya akan Serat Chentini. Sebuah kisah yang menggambarkan bagaimana lengger masa lalu hidup. Serat ini juga berkisah tentang banyaknya kesenian yang diperankan oleh laki-laki, lengkap dengan latar belakang sejarahnya.

Ia mengatakan, ide untuk mendokumentasikan Lengger Dariah ini berawal dari perjalanannya di Amerika Serikat pada 20 September hingga 4 Oktober 2012. Saat menari lengger di Yale University di New Haven, Amerika Serikat, ia berjanji akan mendatangi Dariah untuk membuat film dokumenternya.

Dariah, kata Didik, merupakan representasi kesenian cross gender yang sudah ada sejak zaman Sultan Hamengkubuwono VII. Saat itu, tari Golek yang dimainkan penarinya adalah laki-laki.

Cross gender, kata dia, juga ditemukan pada serat Chentini buku kelima. Di serat itu, diceritakan tentang Cebolang yang menari lengger dengan dandanan perempuan.

Menurut dia, lengger merupakan kesenian tradisional yang adiluhung. Untuk menjadi penari lengger sebenarnya seperti Dariah, kata Didik, dibutuhkan keseriusan. Saat ini, kata dia, banyak penari lengger baru yang meninggalkan proses ritual agar bisa menjadi penari instan.

Padahal, totalitas menjadi penari lengger harus diperoleh melalui proses ritual yang berat. Selain harus puasa, penari lengger juga harus mandi di tujuh sumur yang berbeda. “Penari juga harus bersemedi di tempat khusus lengger,” katanya.

Dariah mengaku senang dengan komitmen Didik terhadap kesenian lenger. “Saya langsung klop saat ketemu Didik,” ujar Dariah yang hanya bisa berbahasa banyumasan itu.

Dariah mengaku sempat bermimpi bertemu Didik sebelum pentas itu. Ia sendiri berkeinginan untuk bisa tampil di Keraton Yogyakarta untuk menari lengger.

Budayawan Banyumas yang juga penulias novel Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari mengatakan, di Banyumas seni cross gender sudah sangat biasa. “Sudah sejak dulu ada. Penari menjadi wandu atau banci karena menari lengger itu banyak,” katanya.

Hanya saja saat ini generasi itu sudah mulai hilang. Saat ini lebih banyak penari ronggeng yang dimainkan oleh perempuan. Lengger sendiri berasal dari kata leng dan jengger. Ia menyebutkan, kisah soal cross gender juga tertulis di History of Java kaya Sir Rafles.

Menurut dia, kesenian banyumasan hampir seluruhnya berorientasi kerakyatan. Kesenian yang tidak elitis dan bisa dinikmati oleh rakyat jelata sebagai manifestasi budaya agraris. Bukan pula kesenian yang disebut adiluhung seperti tarian Serimpi dan Gambyong yang hanya bisa dinikmati di keraton.

Rudi Lukmanto, salah satu penari lengger lanang zaman sekarang mengatakan, saat ini lengger masih menjadi tontonan yang ditunggu masyarakat Banyumas. “Saya ingin mengikuti jejak Mbok Dariah,” katanya.

Selama ini, kata dia, tidak ada yang membuat dia resah saat menari lengger. “Selama ini tidak ada yang membuat kami resah selama manggung keliling di beberapa daerah.  Bahkan, pertunjukan selalu ramai,” kata pria yang kini berstatus bapak beranak satu ini.

Bahkan setelah mentas, Rudi mengaku kerap dikejar-kejar kaum pria dan wanita yang terpesona akan aksinya. Kesenian lengger yang diperankan kaum lelaki menurutnya merupakan bentuk asli kesenian tradisional Banyumas. “Kalau yang nari perempuan ya namanya ronggeng, sedangkan lengger ya penarinya laki-laki,” katanya.

Tinggalkan Balasan