Permen Davos Konsisten Gunakan Mesin Lama

Bisnis265 Dilihat
Meski memiliki mesin modern, pemilik pabrik Davos tetap menggunakan mesin lama agar tak ada PHK. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Meski memiliki mesin modern, pemilik pabrik Davos tetap menggunakan mesin lama agar tak ada PHK. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Sebagai pemain lama, pabrik Davos sebenarnya mempunyai mesin pencetak modern. Mulai dari mencetak permen hingga pengemasan, mesinnya ada semua. “Tapi kami memilih menggunakan mesin lama yang padat karya,” kata Nico.

Saat ini PT. langgeng mempunyai 160 karyawan termasuk tim pemasaran. Pada awal 1980-an, karyawannya bahkan mencapai 400-500 orang. Waktu itu memang belum banyak competitor produk ini.

Saat ini ada 20 mesin pencetak permen yang dimiliki. Seharinya kapasitas produksi mencapai 5 ton.

Bahan yang digunakan, 98 persen gula dan sisanya mentol dan zat pengikat. “Racikan permennya, itu rahasia keluarga turun temurun yang hanya diketahui oleh keluarga,” imbuh Nico.

Di pasaran, Davos dijual Rp 1.000 sedangkan Davos Lux Rp 500.

Untuk menyiasati pasar yang terus berkembang, mereka juga membuat permen mint dengan kemasan sachet. Satu sachet satu butir.

Perusahaan tersebut, kata Nico, sejak awal berkomitmen untuk menampung masyarakat agar mendapat pekerjaan. “Kami bisa pakai mesin semua, tapi bagaimana nasib karyawan yang sudah turun temurun ini,” katanya.

Di ruang pabrik, karyawan juga nampak akrab. Pabrik dibagi menjadi beberapa ruang. Ruang pertama untuk meracik bumbu dan komposisi permen. Hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk ruang ini.

Ruang selanjutnya yakni pencetakan permen. Di ruang ini bau menthol terasa sangat menyengat. Semua karyawannya bahkan harus menggunakan masker. Memang rasanya seperti di pegunungan swiss, dingin menusuk hidung.

Di sebelah ruang pencetakan, ada ruang pengemasan. Di ruang ini puluhan orang duduk sambil memasukan

Tinggalkan Balasan