
Purwokertokita.com – Bagi kebanyakan orang yang tahu tentang Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, mereka mungkin hanya tahu desa ini sebagai desa penghasil batik yang juga menyimpan beragam seni dan tradisi.
Namun, ternyata bukan hanya batik dan tradisinya saja yang menarik dari Desa Gumelem Wetan. Di desa ini juga terdapat pemandian sumber mata air panas alami yang berada pada dinding sungai di perbukitan Kendeng yang membelah desa tersebut.
Pemandian Pingit namanya. Nama ini diambil dari nama pedukuhan di RT 1 RW 10 Desa Gumelem Wetan. Jika ingin menuju lokasi, dibutuhkan perjalanan sejauh 5 kilometer dari Jalan Raya Banjarnegara-Banyumas ke arah Desa Gumelem Wetan. Setelah masuk Desa Gumelem Wetan, arahkan kendaraan melewati pinggiran saluran irigasi dan perkampungan penduduk.
Jalan yang berliku dan beberapa pinggir jurang terlihat mengalami longsor, mengharuskan pengendara yang melewati jalan tersebut berhati-hati.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menit dari jalan raya, sampailah di objek wisata mini yang terletak tepat seberang gedung Puskesmas Pembantu Susukan yang terlihat masih baru. Di lokasi pemandian yang berada dekat sebuah pohon beringin besar ini, terdapat sebuah bangunan semi permanen sebagai ruang ganti dan toilet bagi pengunjung.
Meski Pemandian Pingit hanya menggunakan sebilah bambu selebar satu jengkal yang dilubangi pada beberapa titik dan bagian ujungnya tersambung dengan sebuah bak penampungan air kecil di pinggir tebing. Tempat pemandian air panas ini sudah ramai dikunjungi, sebagian besar pengunjung berasal dari Kebumen, Cilacap, Banyumas dan Purbalingga.
Salah seorang pengunjung, Susanto Arif (35) mengatakan, masyarakat meyakini air tersebut mengandung belerang yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit.
“Untuk menyembuhkan gatal-gatal. Saya baru dua kali ke sini, padahal tinggal tidak jauh dari sini,” ujarnya.
Meski sudah ramai pengunjung, Pemandian Pingit belum dikelola sebagai objek wisata. Pengunjung yang datang tidak pernah ditarik tiket masuk, hanya disediakan kotak untuk sumbangan seikhlasnya.
“Tiap malam Selasa kliwon, Jumat Kliwon dan hari libur pengunjungnya pasti banyak. Tapi tidak pernah ditarik tiket masuk. Kalau parkir hanya Rp 2.000,” kata Sariyah (50), warga setempat yang bertugas membersihkan sampah di sekitar Pemandian Pingit.
Sariyah mengatakan, uang hasil dari parkir dan sumbangan seikhlasnya lewat kotak digunakan untuk membangun ruang ganti dan toilet. Juga untuk keperluan kebersihan di sekitar lokasi. (NS/YS)