Purwokertokita.com – Canyoning, wisata petualangan berbasis penelusuran sungai dan ngarai di Banyumas hingga kini nasibnya kurang berkembang. Wisata minat khusus yang pengembangannya diinisiasi oleh komunitas Canyoning Indonesia ini belum mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Banyumas.
“Tahun 2014 Dinporabudpar Banyumas sudah meresmikan paket wisata canyoning, paket ini menjadi buruan wisatawan asing yang berkunjung ke Banyumas,” ungkap Wiwit Yuni, pegiat Canyoning Indonesia.
Wilayah Banyumas memiliki sungai dan ngarai yang berbeda karakteristiknya dibandingkan wilayah lain, celah batuan andesit menjadi ciri khas jalur penelusuran canyoning di Banyumas. Potensi ini tidak banyak dimiliki oleh daerah lain dan menjadi peluang pengembangan kepariwisataan Kabupaten Banyumas.
“Wilayah Banyumas secara geografis memiliki beribu mata air dengan ratusan anak sungai yang sangat potensial untuk pengembangan jalur canyoning,” tambah Wiwit.
Nyatanya, peluang pengembangan canyoning di Banyumas masih jauh dari harapan, paket wisata canyoning belum berkembang lantaran terbatasnya peralatan. “Pemkab Banyumas belum melihat canyoning sebagai peluang untuk mengangkat wisata Banyumas,” ujar Wiwit.
Koordinator Komunitas Canyoning Indonesia, Isro Adi Harso, mengatakan, Banyumas seharusnya bisa menjadi rujukan aktivitas tersebut di Pulau Jawa. Daerah lain yang membuka aktivitas ini hanya daerah Bali.
“Sejauh ini kami telah memetakan lima wilayah kecamatan yang potensial untuk dikembangkan. Desa Wisata Karangsalam dan Karangmangu juga tertarik untuk membuka aktivitas ini,” ungkap Isro.
Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar, Deskart Sotyo Jatmiko, mengatakan, canyoning cukup potensial untuk mengangkat wisata Banyumas. Pasalnya, tidak banyak daerah yang mengembangkan aktivitas ini. Namun tahun lalu anggaran untuk bantuan peralatan canyoning gagal.
“Agar tidak telantar, rencananya Dinporabudpar akan memusatkan aktivitas tersebut di Desa Karangsalam, Baturraden. Di sana operator canyoning juga sudah tersedia,” tutur Jatmiko.
Canyoning bisa menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyumas, selain menikmati wisata alam dan seni-budaya yang ditawarkan oleh desa wisata. “Sebagian besar wisatawan dari Eropa yang menginap di Baturraden tertarik dengan aktivitas berbasis ekowisata ini, canyoning menjadi magnet bagi wisatawan asing untuk datang ke Banyumas,” pungkas Wiwit Yuni.