Romo Magnis Nilai Kebakaran Hutan Karena Kepala Daerah Lalai

Lingkungan, Peristiwa353 Dilihat

Purwokertokita.com – Parahnya kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia membuat geram filsuf dan budayawan, Franz Magnis Suseno. Ia menyebut, persoalan kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah hutan yang ada di Indonesia terjadi lantaran minimnya perhatian yang diberikan pemerintah lokal.

“Menurut saya, semua bupati di wilayah tersebut harus dipecat, karena itu adalah tugas mereka,” katanya saat ditemui usai mengisi studium general yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) di Gedung Rektorat, Purwokerto, Senin (26/10).

Selain itu, ia juga meminta kepada menteri lingkungan hidup dan Kehutanan dicopot, karena pada April lalu sudah ada laporan mengenai titik-titik panas. Sehingga, Romo Magnis menilai menteri lingkungan hidup dan kehutanan gagal mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan yang saat ini sudah dianggap menjadi malapetaka nasional.

“Menteri Kehutanan juga harus dipecat, karena seharusnya itu tidak terjadi, karena itu menjadi malapetaka nasional, saya harap saya keliru, tetapi kemungkinan itu ada. Sekarang, sudah tidak tahu harus bagaimana mau ditanggulangi,” ucapnya.

Lebih jauh, ia mengemukakan persoalan kebakaran hutan menjadi pelik lantaran belum ada tanda hujan akan turun di wilayah yang mengalami kebakaran hutan di Indonesia. “Kalau betul, bahwa hujan itu baru turun di bulan Desember, sekarang sudah tidak bisa dipadamkan. Dan ini berbahaya, malapetaka serius,”

Hingga saat ini, ia mengemukakan korban akibat kabut asap sudah mulai berjatuhan dan akan mengancam puluhan juta masyarakat. Bahkan, ia menyebut setiap minggu saat ini, sudah ada korban dari warga yang meninggal. “Setiap minggu, dikalikan 10 (warga) ada yang mati dan ini bisa menjadi malapetaka buat puluhan juta orang,” ujarnya.

Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah titik api di seluruh Indonesia meningkat drastis menjadi lebih dari 3.000 titik. Wilayah Kalimantan Tengah menjadi daerah yang memiliki titik api terbanyak, yakni 910 titik api. Akibatnya, kabut asap di ibukota Kalimantan Tengah, Palangkaraya, memasuki fase terburuk sepanjang terjadinya bencana kabut asap di Indonesia.

Uwin Chandra

Tinggalkan Balasan