PURWOKERTOKITA.COM, KEBUMEN – Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto, punya keinginan melihat alun-alun kabupaten rapi dan steril dari pedagang kaki lima (PKL). Maka terbitlah peraturan daerah untuk membersihkan kawasan Alun-alun Kebumen dari PKL.
Kebijakan ini tentu akan menuai pro kontra jika tak dijalankan dengan arif bijaksana. Maka Arif tak inging menggusur. Ia lebih memilih menggeser para PKL. Maka dibangunlah kawasan khusus untuk PKL Alun-alun bernama Kapal Medoan.
Kapal Mendoan merupakan singkatan dari Mangan Enak Karo Dolan. Dalam bahasa Indonesia berarti makan enak sambil jalan-jalan.
Sesuai namanya, Kapal Mendoan berbentuk kapal. Kawasan ini akan dibangun di depan kantor Sekretariat Daerah Kebumen. Dengan kata lain masih tak jauh dari kawasan Alun-alun Kebumen.
Bedanya, konsep baru ini menata dengan memusatkan PKL dalam satu kawasan dari yang sebelumnya tersebar di sekeliling alun-alun.
Bupati Kebumen menyampaikan hal tersebut saat halal bi halal bersama para PKL Alun-alun Kebumen di Pendopo Kabumian, Rabu (26/4/2023) sore.
Bupati menyampaikan, sesuai Perda, berjualan di area alun-alun tidak dibolehkan. Namun, saat ini pemerintah daerah masih memberikan toleransi, mengingat penataan terhadap para pedagang harus dilakukan secara bijak, sehingga bisa saling menerima dan memahami.
“Tadi sudah kita sampaikan ke pedagang, mereka gusuranakan kita tata. Jadi bukan digusur, tapi kita tata, dibuatkan tempat atau shelter berbentuk kapal di depan gedung Setda, masih di kawasan alun-alun, tapi terpusat,” ujar Bupati.
Pembangunan Kapal Mendoal akan dilaksanakan tahun ini, setelah pelaksanaan Kebumen International Expo (KIE) pada Juni mendatang. Semua pedagang akan dipusatkan di Kapal Mendoan, sehingga pedagang tidak perlu lagi bongkar pasang tenda atau stand.
“Di situ nanti sudah disediakan air, listrik, pembuangan sampah. Pedagang tidak perlu lagi bongkar pasang tenda untuk dibawa pulang, sudah semi permanen. Grobagnya bisa ditinggal,” ujarnya.
Bupati memastikan semua pedagang yang akan menempati Kapal Mendoan tidak dikenakan biaya alias gratis. Dengan penataan tersebut, maka Kota Kebumen akan terlihat lebih rapi, bersih dan nyaman untuk para pengunjung.
“Untuk alun-alunnya sendiri nanti akan menjadi ruang terbuka hijau. Untuk kegiatan masyarakat, baik itu olahraga, bersantai, bisa menjadi destinasi baru wisata kota,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Muhajir menyambut baik rencana pemerintah daerah untuk melakukan penataan terhadap anggotanya. Apapun keputusan pemerintah, pihaknya siap mematuhi dan mendukung.
“Karena kami sadar berjualan di situ aslinya tidak boleh. Sudah ada papan pemberitahuan di situ. Jadi kalau kita mau ditata, dibuatkan tempat yang baru, pastinya kita menerima apa yang menjadi keputusan pemerintah,” ujar Muhajir.
Muhajir melihat di kota-kota lain di kawasan alun-alun juga sudah tidak ada lagi PKL yang berjualan. Sementara di Kebumen masih dipenuhi pedagang.
“Kota-kota lain memang sudah banyak yang kosong, tapi untuk memindahkan pedagang ini memang perlu duduk bersama, agar sama-sama saling menerima,” tuturnya.
Pihaknya berterima kasih jika nantinya semua pedagang diberikan fasilitas gratis. Jumlah PKL alun-alun yang masuk paguyuban sebanyak 150. Namun faktanya PKL alun-alun jumlahnya jauh lebih banyak. Muhajir berharap semua pedagang bisa terakomodasi.***