Fasilitas RSUD Majenang Tak Lengkap, Pasien Banyak Berobat ke Banjar Jabar

Peristiwa325 Dilihat
Ruang Pelayanan RSUD Majenang (Foto: Purwokertokita.com/Rid)
Ruang Pelayanan RSUD Majenang (Foto: Purwokertokita.com/Rid)

Purwokertokita.com – Keterbatasan fasilitas dan ketersediaan dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majenang Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyebabkan banyak pasien yang berobat ke luar Provinsi, yakni Jawa Barat.

Kepala Bagian Umum RSUD Majenang, Dedi Sarwedi, mengakui pihaknya masih terkendala dalam pemenuhan kebutuhan pasien di kasus penyakit tertentu. Akibatnya, banyak pasien yang berobat ke Kota Banjar, Tasik dan Ciamis, karena sudah tersedia dokter spesialis.

“Itu yang saya katakan tadi. Kenapa orang Majenang dan sekitarnya, Cimanggu, Karangpucung, Wanareja, pada berobat ke Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat,” katanya, Senin.

Dia mengakui, seiring perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat Majenang dan kawasan Cilacap bagian barat, mestinya RSUD secepatnya berbenah untuk melengkapi fasilitas sekaligus tenaga medis spesialis. Sebab, wilayah yang berdekatan dengan Provinsi Jawa Barat itu saat ini sudah berkembang menjadi kota satelit yang berada di jalur trans-nasional.

Beberapa dokter spesialis yang menurut dia mendesak untuk segera dipenuhi adalah dokter spesialis saraf, spesialis kulit dan kelamin, dan spesialis anastesi.

Saat ini, kata Dedi, di RSUD Majenang baru tersedia 12 dokter spesialis. Itu pun, dua diantaranya hanya berupa kontrak kerjasama, bukan berstatus karyawan RSUD Majenang. Akibatnya, RSUD Majenang tak bisa memberikan pelayanan optimal sesuai dengan kebutuhan pasien.

“Pada lari ke sana. Sebab kita tidak bisa memberikan pelayanan yang mereka butuhkan. Ke sana (Jabar), karena disini tidak ada, di Rumah Sakit Daerah Majenang tidak ada,” ujarnya.

Bahkan, seringkali RSUD Majenang terpaksa merujuk pasien ke RSUD Margono Purwokerto atau RSUD Kota Banjar. Lantaran lebih dekat dengan Kota Banjar, pasien asal Cilacap barat biasanya memilih untuk berobat ke Kota Banjar, Jawa Barat.

“Berkembangnya sebuah rumah sakit itu, harus seiring dengan tersedianya tenaga medis spesialistik. Karena, rumah sakit adalah pelayanan rujukan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, selain dokter spesialis, RSUD Majenang juga masih terbatas pada sejumlah fasilitas kesehatan. Namun, fasilitas ini akan dibangun seiring dengan masuknya tenaga dokter spesialis.

Sedangkan fasilitas non medis yang masih kurang, yakni lahan parkir yang sempit. Menurut dia, hal itu disebabkan karena pada awalnya rumah sakit ini merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang disulap menjadi RSUD. Akibatnya, desain pembangunan RSUD tidak sesuai standar kebutuhan sebuah RSUD.

Selain itu, Dedi juga mengakui, perluasan RSUD kerap terkendala sempitnya lahan yang dimiliki. Untuk itu, hampir tiap kali pengembangan atau pembangunan gedung baru, Pemerintah Kabupaten Cilacap musti melalukan pembebasan lahan.

Tinggalkan Balasan