Purwokertokita.com – Film dokumenter bertajuk “Korban Bendung Manganti” garapan sutradara Nur Hidayatul Fitria, berhasil meraih gelar Film Terbaik Festival Dokumenter (FFD) 2015 untuk kategori pelajar. Penghargaan festival yang digelar 7-12 Desember 2015 diserahkan di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (12/12) malam.
Nurul yang bersekolah di SMK Muhammadiyah Majenang, Cilacap mengaku bangga, dengan raihannya menjuarai kompetisi dokumenter tertua di Asia Tenggara. Bahkan, prestasi ini menjadi pemicu semangatnya untuk terus berkarya.
“Kemenangan ini saya maknai sebagai dukungan untuk terus berkarya. Semoga dengan penghargaan ini, film saya bisa mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten untuk segera memberikan solusi terhadap persoalan yang diangkat dalam film ini,” ungkap Nur usai menerima penghargaan FFD 2015.
Film yang diproduksi pada Oktober 2014, menceritakan penderitaan warga Desa Tarisi, Wanareja, yang puluhan tahun tergenang air Bendung Manganti. Hingga saat ini, banyak warga kehilangan pekerjaan serta lahannya tidak lagi bisa ditanami.
Film produksi Dangerous Production ini digarap saat program Praktek Kerja Industri di Taman Belajar Multimedia (TBM) Sangkanparan Cilacap. Sebelumnya film ini pernah mendapat penghargaan Dokumenter Terbaik Festival Film Purbalingga 2015, Film Terfavorit ajang Youth Sineas Award Bali 2015 dan Dokumenter Terbaik Festival Film Esemka 2015 di Cilacap.
Selain “Korban Bendung Manganti”, film berjudul “Penyadap Pulut” karya pelajar SMK 1 Karanggayam Kebumen, Sugeng juga menjadi nominator FFD 2015. Film tersebut juga hasil program Prakerin di TBM Sangkanparan Cilacap.
Seorang Dewan Juri FFD 2015, BW Purbanegara mengungkapkan, film dokumenter pelajar terbaik tahun ini berhasil mengangkat isu secara politis. Film garapannya membingkai persoalan dengan perspektif yang tepat.
“Film ini mampu memotret ketiakadilan negara terhadap warganya, tidak jatuh pada sekedar mengeksploitasi korban sebagai korban, namun berhasil menyisipkan satu bentuk optimisme melalui subjek-subjek yang masih mampu melihat peluang untuk berjuang,” ujarnya.
Pegiat TBM Sangkanparan, Insan Indah Pribadi berharap ada dukungan sekolah terhadap siswa yang ingin berkarya. Prestasi semacam ini, katanya, kelak menjadi bekal mereka melanjutkan pendidikan dan mengangkat nama Cilacap.
“Nur ini salah satu pelajar yang kritis. Saya sangat berharap, tidak hanya saya yang memberikan dukungan bagi dirinya untuk terus berkarya. Tetapi juga, keterlibatan sekolah atas kemajuan dirinya melalui prestas-prestasi yang membanggakan dirinya, dan juga orang tua,” katanya.
Sukmana Nugraha