Polisi Intai Markas Gafatar Banyumas

Peristiwa216 Dilihat
Polisi melihat lokasi Markas Gafatar di Sokaraja. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Polisi melihat lokasi Markas Gafatar di Sokaraja. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Markas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Banyumas di Desa Sokaraja Tengah digerebek petugas dari Kepolisian Sektor (Polsek) Sokaraja. Saat digerebek, rumah tersebut sudah kosong.

“Kira-kira sebelum tahun baru, mereka mengangkut semua perlengkapan yang ada di dalam,” kata Sumadi, ketua RT 2/RW7 Desa Sokaraja Tengah, Rabu (13/1).

Ia mengatakan, dulu di rumah kontrakan tersebut ada spanduk bertuliskan Gafatar. Saat ada kegiatan, yang biasanya hari minggu, biasanya akan ramai orang. Di desa tersebut, kata dia, tidak ada warga yang ikut Gafatar.

Ia mengemukakan, selama ini tidak ada aktivitas menonjol di bangunan bertingkat dua yang menyerupai rumah toko tersebut. Diakuinya, sebelumnya tidak mengetahui tentang Gafatar. “Yang jelas saat masuk ke sini, mereka melaporkan kepada kami. Saat itu, yang pertama kali datang bernama Azis katanya warga (Desa) Pekaja (Sokaraja),” ujarnya.

Seorang perawat yang bekerja di Klinik Pratama Yos Sudarso, Murtini mengatakan aktivitas di rumah tersebut tergolong ramai. Posisi tempat kerjanya yang berhadap-hadapan dengan markas Gafatar, membuatnya kerap mengamati secara tidak langsung.

“Kalau berkumpul, kendaraan yang parkir di jalan samping klinik sangat banyak. Biasanya, pintunya itu ditutup atau hanya satu bagian saja yang dibuka. Kami sendiri tidak tahu aktivitas pastinya di dalam ruangan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Polsek Sokaraja Ajun Komisaris Polisi Pujiono mengemukakan, pihaknya mendapat laporan adanya aktivitas Gafatar di wilayahnya dari warga. “Dulu di bagian depan rumah ada plang Gafatar, sekarang sudah dicabut. Bahkan, penghuninya sudah kosong. Sebelumnya diketahui, orang yang tinggal di sini berinisial W,” ucapnya.

Saat diperiksa kondisi rumah tersebut dalam keadaan terkunci. Petugas yang memeriksa dari jendela rumah di lantai dua tidak menemukan adanya aktivitas lagi. “Hanya ada whiteboard, keyboard komputer speaker yang ada,” katanya.

Di Purbalingga, juga banyak dilaporkan hilangnya orang yang disinyalir ikut Gafatar. Beberapa di antaranya merupakan pegawai negeri sipil. “Sementara ada dua PNS yang memiliki jabatan struktural di Purbalingga yang hingga kini tak ada kabarnya,” kata Kepala Bagian Umum Sekretariat DPRD Purbalingga, Wahyu Ekonanto.

Penjabat Bupati Purbalingga, Budi Wibowo mengatakan pihaknya tengah berusaha mencari keberadaan dua PNS tersebut. Dia mengaku heran dengan hilangnya dua PNS tersebut, apalagi sampai mengundurkan diri sebagai PNS, padahal keduanya satu almamater dengannya dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). “Saya menilai ormas tersebut sudah meresahkan. Harus ada perhatian khusus,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan