Dari Dosa jadi Pahala, Takmir Masjid Al Iman Banjarnegara Ajak Jamaah Sedekah Sampah

Feature401 Dilihat

Anak-anak memasukkan Sampah di bak di halaman masjid Al Iman Desa Ptambakan BanjarnegaraPURWOKERTOKITA. COM, BANJARNEGARA-Afnan Faiz (6) cekatan mengumpulkan botol-botol plastik sisa jajan minuman di rumahnya. Giliran kakaknya, Fatiha Salma (9) mengumpulkan aneka macam kardus bekas di rumah.

Mereka membawa sampah itu ke halaman masjid Al Iman Baitul Hikmah di RT 01 RW 04 Desa Petambakan Kecamatan Madukara Kabupaten Banjarnegara.  Mereka memasukkan Sampah itu ke dalam bak sampah yang tersedia.

Setiap jenis sampah dimasukkan ke bak berbeda, misal plastik, kertas, kaca, kaleng dan kardus.

Kegiatan di masjid tersebut agak berbeda dengan lainnya. Takmir masjid mengisiasi program Sedekah Sampah untuk warganya.

Pengelola Sedekah Sampah Ahmad Faesol,  mengatakan, ide membuat Sedekah Sampah muncul ketika bulan Ramadhan tahun lalu.

Awalnya ia merasa resah dengan sampah berserak yang ada di sekitar masjid dan rumah warga.  Oleh warga, sampah biasa dibakar dan melahirkan polusi.

Ia berpikir bagaimana untuk mengubah perilaku masyarakat demikian. Hingga tercetus ide gerakan Sedekah Sampah yang ia sampaikan ke pengurus masjid lainnya.

“Lalu saya sampaikan ide ini ke takmir masjid, alhamdulillah disepakati. Jamaah masjid dan warga juga sangat mendukung” jelas Faesol.

Ia tak ingin warga membuang sampah sembarangan hingga menimbulkan polusi dan merugikan warga lainnya.

Di sisi lain, sampah sebenarnya bisa dimanfaatkan atau diolah kembali sehingga tidak menimbulkan pencemaran.

Karena itu, daripada dibuang sembarangan hingga berpotensi menimbulkan dosa, lebih baik sampah disedekahkan sehingga ada nilai ibadah di dalamnya.

Sampah yang ditampung di bak, akan diambil dan dibeli pengepul setiap bulannya. Hasil penjualan sampah itu akan masuk ke kas masjid.

Setelah berjalan lebih dari enam bulan, tambah Faesol, kegiatan ini nyatanya sudah menghasilkan pendapatan untuk kas masjid, meskipun belum seberapa.

Setiap kali bak Sedekah Sampah dibongkar, paling tidak menghasilkan uang antara Rp 60 hingga 70 ribu.

“Memang tidak seberapa, tapi paling tidak ada perubahan perilaku warga,” katanya

Nilai rupiah yang dihasilkan memang belum seberapa. Tetapi perubahan perilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah jauh lebih penting.

Menurut Faesol, saat ini ia masih memiliki PR besar dengan sampah kantong plastik. Sampah jenis itu dijual tidak laku, namun jika dibuang atau dibakar sangat mencemari lingkungan.

Ia berharap ada upaya atau bantuan dari berbagai pihak untuk mengelola limbah kantong plastik. Ia juga berharap masjid dan musala di Desa Petambakan dapat melakukan hal yang sama. Sehingga dapat memanfaatkan sampah yang tadinya menjadi musibah, menjadi pemasukan kas masjid dan musola yang bernilai sedekah. (Jackleen)

 

 

Tinggalkan Balasan