Purwokerto Kehilangan Seniman Muda

Peristiwa227 Dilihat
Ignatius Sri Barliandi Danajati (Purwokertokita.com)
Ignatius Sri Barliyanto Danajati
(Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Mendung bergelayut di langit Purwokerto, seiring datangnya berita duka, berpulangnya sosok seniman muda berbakat, Ignatius Sri Barliyanto Danajati yang biasa dikenal dengan Blendong. Pria yang lahir 37 tahun silam ini mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Geriatri Purwokerto sekitar pukul 23.45 WIB, Senin (9/11) malam.

Blendong dikenal sebagai seniman yang serba bisa. Selain aktif sebagai personel di grup band reggae Lodse, Pria berperut tambun ini juga ikut mendirikan komunitas Wedha Pop Art Portrait (WPAP) Chapter Purwokerto bersama beberapa kawan.

Selain itu, ia juga membuka usaha jasa membuat lukisan, tatto dan grafis lukisan di salah satu booth yang terletak di Lantai 2 Tamara Plaza, Purwokerto. Sosok Blendong dikenal humoris dan kerap menebar senyum sehingga menjadikannya dikenal sosok yang ramah.

Berbagai ucapan duka cita mengalir dari berbagai kalangan, mulai pecinta musik hingga pegiat seni yang ada di Banyumas Raya. Menurut salah satu pegiat komunitas di Purwokerto, Azmi, sosok Blendong merupakan yang langka dijumpai.

“Selama ini hidupnya penuh dengan seni dan menghidupkan seni. Sosok Blendong juga tidak bisa dilepaskan sebagai salah satu karakter yang kuat bagi penggemar musik reggae di Purwokerto, terutama band Lodse,” katanya, Selasa (10/11).

Sementara itu, Pantomimer asal Yogyakarta, Andy Sri Wahyudi mengakui sangat kehilangan teman yang dikenalnya sejak kecil. Ia mengatakan figur Blendong merupakan sosok imut, kreatif dan penuh kasih sayang serta hampir belum pernah menyakiti hati sahabat dan teman-temannya.

“Blendong bukan saja seorang seniman di atas panggung. Tapi, ia benar-benar menyumbangkan greget kreativitasnya dalam kehidupan nyata hingga menjadi inspirasi banyak orang dan teman-temannya. Ia hadir untuk menghidupkan apa yang ada di seputarnya. Blendong adalah Daya,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan, Wahyu Pujo yang juga aktif di WPAP chapter Purwokerto. Diakuinya, kali pertama bertemu dengan Blendong, Wahyu lebih mengenalnya sebagai musisi. “Awal kenalan serem juga, tapi setelah lama berteman ternyata unyu-unyu dan satu hal yang penting, dia adalah seorang yang sangat memegang teguh keimanannya,” ujarnya.

Sebelum dimakamkan di Pemakaman Giri Gondho, Tanjung Purwokerto Selatan, jenazah mendiang disemahyamkan di rumah duka yang berada di kawasan Sitapen, Arcawinangung. Sekitar pukul 12.00 WIB jenazah diberangkatkan ke Pemakaman Giri Gondho dan dikebumikan sekitar pukul 13.00 WIB.

Selamat jalan kawan, masbro. Kami akan selalu mengenangmu dalam setiap karyamu…

Uwin Chandra

Tinggalkan Balasan