Tragedi Kebun Berdarah, Bocah SD Meninggal ditimbun Sampah di Banjarnegara

Peristiwa270 Dilihat

Penemuan mayat ditimbun sampah rerumputan di kebun warga Desa Prigi Sigaluh Banjarnegara (ist)PURWOKERTOKITA.COM, Sebuah kebun di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh Banjarnegara yang mulanya lengang mendadak ramai. 
Sesosok mayat bocah yang diketahui bernama Mafruf Romadhon (13), siswa SDN Prigi 2, dari RT 1/5 Desa Prigi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa Senin malam (3/2). Kondisinya cukup memprihatinkan. Dalam posisi tengkurap, tubuh korban hanya ditutupi sampah semak dan rerumputan.  Anak itu dikabarkan sempat pergi dari rumah untuk berburu durian.  

Tetapi sampai petang datang, anak itu tak juga pulang.  Semenjak itu, ia jadi target pencarian warga dan keluarga karena hilang secara misterius. Jika saja bau tak tercium, 

mayat korban mungkin lebih sulit ditemukan. Ada bau menyeruak di balik timbunan sampah, lalu warga mendapati sesosok bocah telah tak bernyawa. Mereka memastikan itu adalah Mafruf yang dicari-cari selama ini.

Namun ada kejanggalan dari kematian korban. Usai diotopsi di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, ditemukan dua luka sayat di leher korban. Polisi pun mendalami kasus itu untuk mengungkap siapa pelaku di balik kematian korban.

Polisi ternyata sudah mencurigai BT, pemuda 34 tahun yang tak lain adalah tetangga korban. Pemuda itu sempat bertemu korban sebelum kejadian. Anehnya, ia tiba-tiba menghilang atau pergi dari rumah entah kemana.

“Paginya itu dia pergi dari rumah, pamitnya ke luar kota,”katanya

Polisi tidak perlu susah payah mengejar terduga pelaku ke luar kota. BT pulang sendiri ke rumah di hari bersamaan dengan kedatangan jenazah korban dari RSUD Margono Purwokerto. Polisi langsung membawa BL ke Polsek Sigaluh untuk dimintai keterangan. Polisi belum menetapkannya sebagai tersangka karena masih harus mendalami kasus ini. 

Kepala Desa Prigi Rehono prihatin terhadap kejadian yang menimpa warganya. Apalagi, ia mengatakan, korban Mafruf adalah seorang anak dari keluarga tidak mampu. Ia anak kelima dari delapan bersaudara. 

Terlebih keduanya dalah tetangga dekat. Rumah mereka hanya terpisah jalan raya. 
Adapun keseharian terduga pelaku BL disebutnya beternak lebah. Selain itu, pemuda itu juga sibuk bergelut dengan dunia teknologi informasi. Meski tak tamat SD, pemuda itu dikenal jago IT. Ia bahkan punya stasiun radio online live streaming di rumahnya.

“Dia pintar komputer, padahal gak sekolah,”katanya

Tinggalkan Balasan