Petani di Pegunungan Cilacap Kewalahan Hadapi Serangan Celeng

Penangkapan celeng dengan anjing pemburu. (Foto: Istimewa/Purwokertokita.com)
Purwokertokita.com, Cilacap – Petani di pegunungan Cilacap barat kewalahan menghadapi serangan babi hutan alias celeng ke tanaman palawija. Salah satunya di Desa Palugon, Kecamatan Wanareja.

Tokoh petani Palugon, yang juga mantan Sekretaris Desa Palugon, Dayat mengatakan celeng alias babi hutan menyerang jagung dan ketela yang ditanam petani. Akibatnya, petani nyaris gagal panen tiap kali tanam.

“Ya banyak yang diserang. Cuma tidak serentak. Sekarang kan musim celeng,” katanya.

Menurut Dayat, kini produksi palawija dar Palugon semakin rendah. Sebab palawija hanya ditanam di daerah yang dekat permukiman. Meski begitu, sering kali tanaman palawija ini pun tak luput dari serangan babi hutan.

Padahal, kata dia, jagung dan ketela adalah makan pokok alternatif yang dikonsumsi secara turun temurun oleh warga di pegunungan.

“Sudah dari dulu. Tapi sekarang jadi jarang yang menanam jagung dan ketela,” ucapnya.

Untuk mengantisipasi serangan babi hutan, Dayat mengusulkan agar dibuat sebuah kawasan pertanian palawija, baik jagung maupun ketela. Dengan kawasan yang terkonsentrasi, maka serangan celeng akan lebih mudah terdeteksi. Secara berkelompok petani akan menghalau serangan celeng.

Dia menjelaskan, selama ini palawija ditanam secara sporadis di tanah-tanah petani. Akibatnya serangan celeng sukar diantisipasi.

“Kalau memang satu blok, beberapa bata, itu akan habis. Coba kalau membuat kelompok, serentak, semuanya ditanam di satu kawasan, hama dan lain sebagainya tidak ada. Saking banyaknya begitu loh,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan