Tolak Pabrik Semen, Perpag Kembali Aksi Tanam 27 Ribu Bibit Pohon di Kawasan Karst Gombong Selatan

Lingkungan, Peristiwa222 Dilihat
Pramuka tanam pohon-(foto: Pemkab Gianyar)
Pramuka tanam pohon-(foto: Pemkab Gianyar)

Purwokertokita.com – Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) kembali menggelar aksi tanam pohon di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan.

Wakil Ketua Perpag, Lapiyo mengatakan hal ini dilakukan setelah Komisi Amdal Semarang mengabulkan tuntutan warga untuk membatalkan Amdal dan mengembalikan KBAK sebagai kawasan eco-Karst yang harus dilindungi.

“Areal tanam meliputi 4 desa yakni Banyumudal, Nogoraji, Sikayu dan Kalisari. Sejumlah 27 ribu bibit pohon akan ditanam mulai dari titik awal di Dusun Jeblosan Desa Sikayu, Buayan,” kata Lapiyo, Ahad (27/11).

Lapiyo mengemukakan, sebelumnya aksi tanam pohon ini merupakan kali kedua setelah aksi tanam pohon pertama oleh warga Perpag bersama aktivis lingkungan dan simpatisan pelestari Karst Gombong Selatan pada Desember 2015 lalu.

“Aksi tanam pohon ini diikuti oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, mulai dari petani, buruh, perempuan, dan pelajar. Kata dia, aksi ini sebagai upaya menjaga kelestarian Karst dan murni sebagai gerakan sosial demi terjaganya warisan bumi untuk generasi penerus bangsa Indonesia,” ujarnya.

Aksi tanam pohon hari ini, kata Lapiyo, juga diikuti oleh utusan Kementerian KLH dan ESDM, anggota DPRD Kebumen, DKLH Kebumen. Kata dia, pemerintah daerah hingga pusat sudah mendukung supaya KBAK Gombong Selatan dikembalikan sebagaimana mestinya sebagai kawasan alam.

“Gerakan penghijauan untuk Kawasan Karst Gombong Selatan. Kami punya niat karena itu, secara hukum, tidak layak untuk ditambang. Tidak mendapat izin. Kami bertanya-tanya, kenapa kok, perusahaan semen sudah menebang pohon-pohon. Itu juga sudah kami ceritakan ke wakil dari kementerian ESDM tadi. Itu (memang) tidak layak (ditambang),” jelasnya.

Lebih lanjut Lapiyo mengatakan luasan kawasan karst yang akan ditanami meliputi lahan seluas 34 hektar. Areal ini diidentifikasi sebagai bagian dari Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan, yang pernah ditetapkan sebagai kawasan lindung Eco-Karst.

Menurut Lapyio, biibit pohon berasal dari berbagai pihak. Antara lain, Pemkab Kebumen, UPN Yogyakarta, Unsoed Purwokerto, Walhi Jateng, JKPM Semarang, Kadang Tani Alas Karanganyar (Kebumen) dan Perkumpulan Warga Perantau asal Gombong di Jakarta.

“Ini ditanami pohon jati, akasia, tumpangsari. Daripada terbengkalai, jadi gersang, masyarakat berkegiatan seperti itu,” kata Lapiyo kepada KBR, Minggu (27/11/2016),” tuturnya.

Dia menambahkan, Gerakan Penghijauan Kawasan Karst murni merupakan kegiatan sosial demi terjaganya kelestarian alam. Selain itu juga untuk menanggulangi berkurangnya debit air di dalam perut bumi pegunungan karst. Secara sukarela masyarakat didorong melakukan penanaman pohon di areal karst.

Karst Gombong Selatan adalah sumber kehidupan bagi ribuan masyarakat sekitar Buayan, Rowokele, Ayah, Gombong, Puring, Kuwarasan dan sekitarnya. Pegunungan ini menyuplai kebutuhan air untuk puluhan ribu hektar sawah dan lahan pertanian, serta memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga 11 kecamatan.

Tinggalkan Balasan