Wisatawan Asing Kini Betah Berlama-lama di Baturraden

Peristiwa289 Dilihat

Sejumlah wisatawan asing menghabiskan waktu di Baturarden dan sekitarnya untuk menghabiskan liburan. (Banyumase)
Sejumlah wisatawan asing menghabiskan waktu di Baturarden dan sekitarnya untuk menghabiskan liburan. (Banyumase)

Purwokertokita.com – Baturraden selama ini masih menjadi lokasi wisata bagi wisatawan asing. Mereka bahkan betah berlama-lama untuk tinggal di lereng selatan Gunung Slamet itu.

Pemandu wisata “Santos Homestay”, Wiwit Yuni mengatakan, para wisatawan tersebut tertarik dengan atraksi wisata alam dan minat khusus. Diantaranya jelajah hutan, telusur sungai (canyoning), aktivitas masyarakat lokal hingga belajar kesenian tradisi.

“Ini merupakan kemajuan bagi pariwisata Banyumas. Sebab, dalam kurun waktu 11 tahun kunjungan wisatawan asing terus merosot. Ini waktunya Banyumas bangkit,” kata dia, usai memandu para wisatawan tersebut, kemarin.

Selain menikmati wisata alamnya, sambung Wiwit, para wisatawan tersebut juga diajak mempelajari bahasa Indonesia, Banyumasan dan budaya serta aktivitas masyarakat lokal. Bagi mereka, keragaman budaya tersebut merupakan keunikan Banyumas.

Dijelaskan, wisatawan tersebut datang dalam tiga gelombang dalam rangka liburan musim panas. Mereka juga menjadi relawan membangun sekolah dasar di Desa Kemutug Lor dan Desa Baturraden di Kecamatan Baturraden.

“Kegiatan mereka menjadi kesempatan bagi masyarakat lokal untuk saling berinteraksi dan belajar bersama. Mereka juga bekerjasama dengan pegiat wisata lokal dalam pembuatan paket wisata untuk masyarakat di Eropa, khususnya Belanda,” kata dia.

Pada tahun 2014 lalu, sebanyak 670 wisatawan mancanegara tinggal paling lama berdurasi 3 hari. Program libur musim panas ini sangat membantu mendongkrak lama tinggal wisatawan asing di Banyumas.

Pimpinan rombongan wistawan tersebut Janou Herder (24), mengaku terpukau dengan alam Baturraden. Mereka merasa betah tinggal di kawasan tersebut.

“Kami bisa merasakan suasana ramah dan gotong royong masyarakat. Hal itu tidak kami temui di Belanda,” akunya dalam bahasa Belanda.

Sukmana Nugraha

Tinggalkan Balasan