Purwokertokita.com – Jerawat sering menjadi masalah yang dianggap mengganggu penampilan seseorang. Munculnya jerawat pada wajah, bahkan bisa menurunkan rasa kepercayaan diri seseorang untuk tampil di depan umum. Meski sudah dandan dengan maksimal, jerawat pada wajah akan membuat seseorang tetap merasa ada yang kurang dari penampilannya.
Bagi sebagian orang yang berduit, mereka bahkan rela merogoh kocek dalam jumlah besar untuk melakukan perawatan wajah guna mengatasi jerawat. Wajar saja, bagi mereka yang selalu menganggap penampilan sebagai hal yang utama, tentu saja tidak ingin penampilan mereka terganggu hanya karena jerawat.
Kalau kamu juga sering kesal karena jerawat dan selama ini mengalami kesulitan untuk menghilangkannya, coba deh hilangkan jerawat dengan menggunakan ramuan temulawak. Begini cara membuatnya
Bahan-bahan yang Dibutuhkan :
- 1 rimpang temulawak sebesar ibu jari
- 1/2 rimpang kencur
- 1/4 sendok makan biji jintan
- 1 tangkai buah asam yang sudah masak
- 1 potong gula aren
Cara Membuat dan Menggunakannya :
- Cuci bersih rimpang temulawak dan kencur yang sudah disiapkan, kemudian parut sampai halus. Temulawak dan kencur yang sudah halus dicampur dengan biji jintan, buah asam dan gula aren. Kemudian rebus semua bahan dengan 8 gelas air dan biarkan sampai mendidih.
- Angkat ramuan yang telah mendidih dan saring agar terpisah dari ampas bahan-bahan yang digunakan. Dan ramuan tradisional penghilang jerawat sudah jadi deh.
- Ramuan ini diminum pada malam hari secara teratur, kamu bisa meminumnya sebelum tidur. Ingat ya, buat dan minumlah secara teratur agar kamu bisa memperoleh khasiatnya untuk menghilangkan jerawat.
Ramuan berbahan temulawak aman digunakan karena dibuat dari bahan alami dan diolah secara tradisional. Selain melestarikan budaya nenek moyang dengan menggunakan ramuan tardisional, kamu juga tidak perlu merogoh kocek banyak untuk menghilangkan jerawat. Kamu bisa mencari bahan-bahannya dan membuatnya sendiri dengan mudah. (YS)
Sumber Rujukan :
Thomas A.N.S, Tanaman Obat Tradisional 1, Penerbit Kanisius, 1989, Yogyakarta