Begini Cara Kerja Pompa Air Sudiyanto

Ragam179 Dilihat
Sudiyanto, 45 tahun, warga Desa Kotayasa Sumbang Banyumas yang menemukan pompa hydram, pompa air tenaga air. Pompa ini bisa mengalirkan dari dataran rendah ke dataran yang lebih tinggi hingga ratusan meter tanpa menggunakan listrik. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Sudiyanto, 45 tahun, warga Desa Kotayasa Sumbang Banyumas yang menemukan pompa hydram, pompa air tenaga air. Pompa ini bisa mengalirkan dari dataran rendah ke dataran yang lebih tinggi hingga ratusan meter tanpa menggunakan listrik. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Pompa air tenaga air karya Sudiyanto ini mampu meyemburkan air hingga mencapai ketinggian ratusan meter. Caranya dengan menurunkan air dari ketinggian 5 meter lalu disemprotkan kembali dengan alat temuannya Hydrolic Ram (Hydram) tanpa bantuan bahan bakar minyak maupun listrik.

Alat ini sangat cocok digunakan untuk wilayah di dataran tinggi dengan sumber air berada di dataran rendah. Ide Hydram juga karena ksulitan warga mendapatkan air bersih yang letaknya berada di daerah lembah.

Ada beberapa bagian dalam satu unit pompa air. Bagian pertama adalah bak penampungan untuk menampung air dari sumber mata air.

Dari bak tersebut, kemudian dialirkan ke daerah yang lebih rendah dengan sebuah pipa. Air dari bak penampungan tersebut kemudian ditampung lagi di sebuah penampungan yang tingginya 5 meter dari permukaan tanah.

Dengan kemiringan tertentu, air dialirkan ke Hydram melalui sebuah pipa. Setelah masuk ke Hydram, air didorong ke atas atau tempat penampungan air yang berada di sekitar perkampungan penduduk.

Air kemudian dibagi dengan sebuah alat, dan dialirkan ke rumah-rumah penduduk. Yanto menjelaskan, prinsip kerja pompa air adalah memanfaatkan daya dorong air dari ketinggian tertentu untuk menaikkan kembali air tersebut. Kemiringan antara air turun, pompa, dan air naik juga menjadi factor penting. “Ini yang saya belum tahu rumus fisikanya,” katanya.

Hydram sendiri dibuat dari pipa galvins. Terdiri dari pipa input (tempat air masuk), pompa, dan pipa output.

Di dalam pompa (yang berbentuk tabung), ada sebuah klep yang terbuat dari potongan ban bekas yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara. Komposisi yang pas antara udara dan air inilah yang menjadikan air bisa terdorong ke atas.

Yanto mengatakan, semakin terjal atau semakin tinggi air dialirkan, maka akan semakin kuat pula daya dorongnya.

Berkat temuannya tersebut, Yanto diganjar sejumlah penghargaan. Di dinding rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu itu, ia tampak berfoto bersama dengan mantan Presiden SBY. Uang dari hasil penghargaan itu, ia gunakan untuk membangun 6 unit pompa yang ia bagikan kepada tetangganya. Selain itu, ia juga berencana untuk membangun bengkel sendiri untuk membuat pompa.

Sudiyanto, 45 tahun, warga Desa Kotayasa Sumbang Banyumas yang menemukan pompa hydram, pompa air tenaga air. Pompa ini bisa mengalirkan dari dataran rendah ke dataran yang lebih tinggi hingga ratusan meter tanpa menggunakan listrik. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Sudiyanto, 45 tahun, warga Desa Kotayasa Sumbang Banyumas yang menemukan pompa hydram, pompa air tenaga air. Pompa ini bisa mengalirkan dari dataran rendah ke dataran yang lebih tinggi hingga ratusan meter tanpa menggunakan listrik. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Tinggalkan Balasan