Spanduk Penolakan Atribut Natal Muncul di Cilacap, Kenapa?

Peristiwa289 Dilihat
Spanduk penolakaan pemakaian atribut natal oleh karyawan muslim yang mengatasnamakan FUI. (Foto: Purwokertokita.com/FKUB Cilacap)
Spanduk penolakaan pemakaian atribut natal oleh karyawan muslim yang mengatasnamakan FUI. (Foto: Purwokertokita.com/FKUB Cilacap)

Purwokertokita.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memprotes munculnya spanduk penolakan pemakaian atribut natal oleh karyawan muslim yang mengatasnamakan Forum Umat Islam (FUI) di sejumlah titik Kota Cilacap.

Spanduk tersebut dinilai berpotensi memancing isu SARA dan membahayakan kerukunan umat beragama yang selama ini telah terjalin dengan baik.

““Pemuda lintas iman juga baru saja mendiskusikan spanduk yang dipasang oleh Forum Umat Islam. Spanduknya sebenarnya isinya tidak begitu bermasalah. Hanya saja menjadi provokatif ketika itu disebarkan menjelang perayaan natal. Karena itu mengancam kerukunan,” kata Ketua FKUB Kabupaten Cilacap, Taufik Hidayatulloh.

Taufik mengemukakan, spanduk berisi penolakan terhadap pemakaian atribut natal bagi karyawan muslim tersebut sebenarnya biasa saja. Akan tetapi, mempertimbangkan sejumlah kejadian di luar daerah, dikhawatirkan akan terjadi aksi yang lebih radikal. Misalnya sweeping oleh kelompok tertentu di pusat perbelanjaan. Dan menurut dia, spanduk ini sangat sensitif karena berdekatan dengan hari raya umat Nasrani, Natal.

“Mengesankan bahwa ada eksklusifisme keagamaan karena dibalut dengan fatwa MUI itu, larang penggunaan atribut natal oleh karyawan muslim di pusat perbelanjaan, misalnya semacam itu. Dan kita sudah banyak menerima masukan dari masyarakat yang keberatan atas spanduk itu,” jelas Taufik.

Menurut Taufik, spanduk tersebut mestinya tidak terpasang dan terkesan provokatif lantaran menjelang perayaan natal seperti sekarang. Lebih baik, kata dia, kelompok yang memiliki aspirasi khusus langsung berhubungan dengan kepolisian atau FKUB yang akan menjembatani kepada manajemen supermarket atau toko modern di Cilacap.

“Kami akan berkoodinasi dengan pengurus FKUB Cilacap yang kenggotaannya terdiri dari tokoh seluruh agama, kelompok agama dan ormas kepemudaan, untuk menyikapi persoalan ini. Tetapi, lebih baik spanduk itu diturunkan supaya kondusifitas Cilacap tetap terjaga,” ujarnya.

Terkait perayaan Natal, Taufik mengakui sudah berkomunikasi dengan sejumlah kelompok yang dinilai berhalauan keras, seperti FPI, FUI dan kelompk garis keras lainnya untuk bersama-sama mengamankan. Akan tetapi, untuk soal spanduk tersebut, Taufik baru akan berkoordinasi dengan internal FKUB yang hasilnya akan dikomunikasikan ke kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

“FKUB Cilacap bakal turut mengamankan perayaan Natal 2016 ini. Kami sudah berkoordinasi dengan Forum Pemuda Lintas Iman Cilacap membahas model dan sistem partisipasi pengamanannya,” paparnya.

Sementara, Juru Bicara Polres Cilacap, Bintoro Wasono mengatakan pihaknya menyiapkan 400 personil dalam pengamanan natal dan tahun baru 2017 ini. Kata dia, personil akan ditempatkan di gereja dan titik strategis lainnya.

“Kami akan menempatkan personil di tempat-tempat tertentu dengan mempertimbangkan kadar kerawanan ancaman keamanan,” ujarnya.

Terkait spanduk ‘intoleran’ yang muncul soal penolakan atribut natal dipakai oleh muslim, menurut Bintoro merupakan bagian dari aspirasi masyarakat atau kelompok tertentu. Tetapi Polres, tegas Bintoro, akan menindak tegas jika ada kelompok intoleran yang melakukan sweeping. Menurut dia, tidak boleh ada satu pun kelompok atas nama apapun yang boleh melakukan aksi sweeping.

Tinggalkan Balasan