Soal Wacana Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD, Taufiq Nilai Pilkada Langsung Menguras Energi

Pemilu200 Dilihat

PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Anggota DPR RI Fraksi PKB Taufiq R Abdullah menyebut wacana pemilihan kepala daerah (pilkada) secara tertutup melalui DPRD lebih baik jika dibandingkan dengan pemilihan langsung. Menurutnya ada beberapa faktor yang menjadi dasar mengapa sistem pemilihan perlu dilakukan evaluasi.

“Pilkada yang dilangsungkan secara serentak ini menghabiskan energi yang begitu banyak dan berlebihan menurut saya, membuat seluruh lapisan (masyarakat) cape, karena itu perlu ada evaluasi dalam banyak hal,” kata Taufiq di aula PM Colaboration Purbalingga, Kamis (26/12).

Dia menyebut, baik sistem pilkada langsung maupun tidak langsung keduanya ada sisi negatif dan positifnya. Namun, kata dia, perlu ditimbang mana yang paling sedikit akibat buruknya dari sistem yang dipilih oleh negara.

“Kita mesti memikirkan sistem pilkada yang paling ringan kedepannya, karena menyangkut masa depan. Misalkan soal money politik, masyarakat kita menikmati berapa uang sih? tapi itu sangat merusak,” jelasnya.

Praktik politik uang, menurutnya merusak sikap masyarakat karena hanya mau memilih karena uang. Praktik itu juga, kata dia, merusak sendi kehidupan sosial yang telah mapan di masyarakat selama ini.

“Disadari atau tidak, praktik itu menyebabkan masyarakat ‘ogah’ untuk terlibat dalam aktifitas sosial seperti membantu menjaga kebersihan lingkungan karena orientasinya uang,” lanjutnya

Sebagai legislator PKB, saat ini dia sedang menyerap aspirasi terkait sistem yang paling diinginkan masyarakat. Namun, secara pribadi dia lebih cenderung untuk memilih sistem pemilihan tidak langsung.

“Karena efek negatif yang ditimbulkan pemilihan tidak langsung tidak sedahsyat dari pemilihan langsung. Pengawasan proses pilkada tidak langsung juga lebih sederhana,” tambahnya.

Selain itu, kata dia, untuk partai politik lebih bisa mengekspresikan prinsip idealisme dan Idiologi gerakan. Tujuannya untuk menentukan calon yang lebih kompeten dan memiliki kualifikasi sesuai kebutuhan daerah.

“Partai memiliki peluang untuk melakukan kompetisi sesungguhnya. Kalaupun ada peluang money politik di internal partai lebih terkontrol karena scoop nya lebih kecil dan tidak meluas ke masyarakat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan