PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Sumarni (48) masih di kiosnya hingga tengah hari, Kamis 24 Februari 2023. Dagangannya berupa bumbu dapur dan minyak goreng masih menumpuk, satu di antaranya minyak goreng kemasan merek Minyakita.
Khusus Minyakita, pedagang pasar Segamas ini memang baru dapat dari operasi pasar minyak goreng yang digelar Pemkab Purbalingga, Kamis 24 Februari 2023.
Ia dapat jatah setelah mendaftar kurang lebih sepekan lalu. Ia yang pedagang kecil harus patungan dengan pedagang lain untuk dapat membeli Minyakita.
Mereka memesan Minyakita atas nama salah satu pedagang. Satu pedagang dijatah tujuh karton yang masing-masing berisi 12 botol minyak ukuran 1 liter. Ia membeli dua karton, sementara rekannya membeli lima karton.
Purbalingga mendapat kuota 240 karton pada operasi pasar Minyakita perdana ini. Minyakita dijual dengan harga eceran tertinggi Rp 14.500 per liter. Sementara pedagang membeli dengan harga Rp 12.600 per liter.
“Saya jualnya Rp 14 ribu, tipis untungnya. Karena buat plastik bungkusnya,” ujar dia.
Minyakita memang produk pemerintah pusat untuk mengendalikan harga minyak goreng yang melambung. Harga minyak goreng merek lain berkisar antara Rp 18 hingga Rp 20 ribu. Untuk jenis premium bahkan mencapai Rp 25 ribu per liter.
Belakangan Minyakita langka di pasaran. Padahal minyak goreng ini menjadi favorit konsumen karena harganya murah dan kualitasnya lumayan baik.
Hana Zakia pedagang lainnya mengatakan, ketersediaan Minyakita memang berkurang meski merek lain tetap tersedia. Namun merek lain tak semurah Minyakita.
“Ya memang Minyak Kita sedikit berkurang, tapi untuk yang lain masih aman,” katanya.
Kelangkaan Minyakita membuat harga minyak goreng melonjak. Maka Pemkab Purbalingga melalui Dinperindag menggelar operasi pasar.
“Terlebih menjelang Ramadan, harga kebutuhan pokok biasanya memang naik,” kata Kepala Pasar Segamas, Zurkoni.
Ia mengatakan, operasi pasar akan dilakukan rutin tiap minggu hingga Bulan Ramadan. Tujuannya menstabilkan harga minyak goreng.
Johan Arifin, Kepala Dinperindag PurbaIingga mengakui minyak goreng merek Minyakita langka di pasaran. Namun ia memastikan stok minyak goreng merek lain aman.
“Minyak Kita memang sedang menjadi primadona karena harga medium kualitas premium. Kami pastikan stok minyak goreng aman,” ujar Johan Arifin, Kepala Dinperindag PurbaIingga.
Kepanikan Lonjakan Harga
Kepanikan terhadap lonjakan harga minyak goreng menjelang Ramadan memicu panik buying konsumen. Mereka akhirnya ramai-ramai memborong untuk stok di rumah.
Kenaikan permintaan memicu kenaikan harga sebagaimana hukum ekonomi. Inilah yang menyebabkan setiap Ramadan dan Lebaran harga barang selalu naik.
“Kenaikan harga ini bukan hanya tentang supply and demand tapi juga karena psikologis masyarakat jelang hari raya yang melakukan aksi borong. Sehingga kami himbau masyarakat untuk tidak menimbun komoditas di rumah agar harga tidak naik,” ujarnya.
Johan mengatakan, Pemkab Purbalingga secara berkala memantau ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat. Dari hasil pantauan pekan ini, stok kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Purbalingga aman. Masyarakat diimbau tidak mengkhawatirkan ketersediaan kebutuhan pokok.
“Kami pastikan stok kebutuhan pokok di Purbalingga jelang bulan puasa aman,” katanya.
Saat disinggung mengenai kenaikan harga, Johan tidak memungkiri walaupun kenaikan tidak terlalu signifikan seperti pada komoditas beras.
Namun, pihaknya beserta Bulog Banyumas telah melakukan operasi pasar sehingga harga beras di pasaran berangsur normal.
“Sudah berangsur normal untuk harga beras,” ujar dia.***