Ironis, Ini Cerita Dartam yang Ditolak RSUD Banyumas

Peristiwa230 Dilihat
Dartam saat akan dibawa ke RSUD Banyumas oleh sejumlah petugas dari gubuknya di Desa Pageraji Cilongok Banyumas Jawa Tengah. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Dartam saat akan dibawa ke RSUD Banyumas oleh sejumlah petugas dari gubuknya di Desa Pageraji Cilongok Banyumas Jawa Tengah.
(Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Ironi penderitaan Dartam (60), warga Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Banyumas Jawa Tengah yang dipasung selama 24 tahun, tampaknya belum berakhir. Dartam yang dijanjikan akan mendapat perawatan dan pengobatan dari pemerintah Kabupaten Banyumas ternyata ditolak mendapatkan perawatan.

Menurut Kadus 2 Pageraji, Sudar yang mengantar Dartam ke RSUD Banyumas pada Jumat (27/11), sekitar pukul 10.30 WIB berbuah kekecewaan. Setelah tiba di RSUD Banyumas sekitar pukul 11.30 WIB, Dartam tak perlu menunggu lama untuk mendapat penolakan dari pihak rumah sakit tersebut.

“Tadi sekitar pukul 13.00 WIB, kami kembali pulang, karena Pak Dartam tidak bisa dirawat di RSUD Banyumas. Kata dokter yang jaga, katanya Dartam tidak bisa melakukan aktivitas seperti orang kebanyakan, seperti makan sendiri, mandi sendiri hingga BAB sendiri,” ujarnya saat dihubungi Purwokertokita.com.

Baca: Duh Gusti, Dartam Korban Pemasungan 24 Tahun ini Ditolak RSUD Banyumas

Tak hanya itu, persoalan administratif juga menjadi alasan lainnya yang memperkuat penolakan Dartam mendapat perawatan di rumah sakit milik pemerintah tersebut. “Menurut mereka membawa Dartam ke rumah sakit sangat terburu-buru, sehingga belum ada koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi,” ujarnya.

Sudar mengemukakan, pihak rumah sakit sempat menanyakan beberapa identitas seperti KTP dan kartu badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan atau Kartu Banyumas Sehat. “Padahal, sudah puluhan tahun Dartam tidak memiliki KTP karena harus menjalani pasungan selama 24 tahun. Dan untuk membuat KBS, Dartam juga harus mempunyai KTP,” ucapnya.

Peristiwa ini, tentunya menjadi preseden buruk bagi pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Padahal, sebelumnya Bupati Banyumas, Achmad Husein berjanji akan menolong Dartam. “Saya akan bantu perawatan di rumah sakit jiwa,” katanya melalui pesan singkat kepada jurnalis Purwokertokita.com.

Baca: Indonesia Kecil Dalam Gubuk Pasungan

Namun, saat dikonfirmasi kembali mengenai adanya penolakan dari pihak RSUD, Achmad Husein mengatakan akan mengeceknya lebih lanjut. “Saya cek dulu,” katanya melalui pesan singkat kepada wartawan.

Sementara itu, Direktur RSUD Banyumas AR Siswanto mengaku belum sempat koordinasi dengan jajarannya. “Saat ini saya berada di luar kota, nanti akan saya koordinasikan,” ucapnya melalui pesan singkat.

Penolakan ini menjadi kali kedua yang dialami Dartam. Adik Dartam, Karsiwen mengatakan sebelumnya pernah juga ditolak pada tahun 2010 di rumah sakit yang sama. “Kami sudah bawa ke sana, tetapi ditolak. Makanya kami tidak berani membawanya kembali ke sana,” ujarnya.

Selain itu, dia mengaku tidak punya uang untuk biaya pengobatan Dartam. Selama ini, ia berusaha merawat Dartam dengan memberinya makan dan membersihkan kotoran di sebuah gubuk yang berada tak jauh dari rumahnya tersebut.

Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Banyumas, Yoga Sugama menyesalkan terjadinya peristiwa penolakan tersebut. Ia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu. “Seharusnya ada koordinasi untuk penanganan ini. Yang jelas pemkab merasa kecolongan dengan peristiwa ini,” ujarnya

Uwin Chandra/Aris Andrianto

Tinggalkan Balasan