Inilah Kisah Playboy Pageraji yang 24 tahun Terakhir Hidup di Pasungan

Peristiwa844 Dilihat
Dartam korban pemasungan 24 tahun saat dikeluarkan dari tempat pasungan. Alasan tak bisa berjalan membuatnya ditolak RSUD Banyumas. (Foto: Aris Andrianto/purwokertokita.com)
Dartam korban pemasungan 24 tahun saat dikeluarkan dari tempat pasungan. Alasan tak bisa berjalan membuatnya ditolak RSUD Banyumas. (Foto: Aris Andrianto/purwokertokita.com)

Purwokertokita .com – Jalan hidup memang misteri. Tak pernah ada yang menyangka hidup Dartam, Playboy Pageraji pada masanya itu, bakal melewati hidup 24 tahun terakhir di gubuk yang lebih mirip kandang kambing.

“Dulu pernah punya pacar tiga, tapi hanya satu yang tertambat di hatinya,” ujar Karsiwen, 56 tahun, adik Dartam saat ditemui purwokertokita.com di rumahnya, Desa Pageraji Cilongok Banyumas, Jumat (27/11).

Karsiwen mengungkap, dulunya, Dartam kerap gonta-ganti pacar. Cap playboy tak pelak disandangkan tetangganya di Desa Pageraji. Bahkan, Dartam diakuinya kondang di tetangga desa.

Menurut Karsiwen, saat masih sehat Dartam merupakan pekerja keras. Dia bisa menderes nira dan mencangkul di ladang. Tak aneh jika banyak gadis desa yang jatuh hati. Tentu saja juga lantaran keelokan parasnya yang sudah kondang.

Bahkan hingga dicap gila, Dartam masih kreatif. Di bekas gubuk Dartam, ada pisau kecil yang biasa digunakan Dartam untuk membuat layang-layang. Layang-layang itu digunakan untuk hiasan di dinding gubuk. Sesekali ia memberikannya ke anak-anak yang lewat.

Di antara keluarganya, Dartam adalah yang paling pinta. Ia sekolah hingga kelas 4 sekolah dasar. “Bahasa Indonesianya bagus. Saya malah tidak bisa,” ujarnya dengan bahasa Banyumasan yang kental.

“Pacar pertamnya, Dartam kurang suka karena kulitnya agak kecoklatan. Nasib pacar kedua juga sama dengan alasan yang sama,” tutur Karsiwen, sambil menangis.

Dartam menyalami, berterimakasih telah dibebaskan dari pasungan. Berpamitan. Sayang, ia ditolak RSUD Banyumas. (Foto: Aris Andrianto/purwokertokita.com)
Dartam menyalami, berterimakasih telah dibebaskan dari pasungan. Berpamitan. Sayang, ia ditolak RSUD Banyumas. (Foto: Aris Andrianto/purwokertokita.com)

Sampai suatu ketika, Dartam jatuh hati kepada seorang gadis cantik. Ini lah pacar Dartam yang ketiga.  Ia memacarinya hingga dua tahun. “Tapi di ujung percintaannya, gadis itu jatuh cinta dengan pria lain,” ungkapnya.

Sayangnya, di akhir kisah percintaan, sang gadis pujaan yang berasal dari desa tetangga itu menikah dengan pria pujaannya. Dartam pun patah hati. Segala usaha untuk mendapatkan pacarnya kembali, berakhir dengan kesia-siaan.

“Dartam stress. Ia sering melamun. Ngamuk kalau ditegur,” tukas Karsiwen. Tangannya tak henti menyeka air mata yang menggenang di pelupuk matanya yang sembab.

Sejak saat itu pembawaan Dartam pun berubah. Ia suka membawa golok dan arit. Bahkan orang tuanya pernah dipukul di kepalanya.

Tetangganya mulai khawatir. Mereka pun membuat gubuk untuk memasung Dartam. Dartam mencoba kabur dengan menggali tanah di bawah gubuk. Agar tak kabur lagi, bagian bawah gubuk dipasangi bambu. “Sudah tiga kali masyarakat membangun gubuk karena dua kali Dartam pernah kabur,” jelasnya.

Adiik ipra Dartam, Sukardi mengatakan, sebenarnya masyarakat yang takut kepada Dartam. Ia sendiri tidak takut bahkan ingin merawat Dartam. Bagaimanapun juga, Dartam adalah bagian dari keluarganya. Selama 24 tahun Dartam tak pernah mandi. “Ia juga jarang sakit, paling batuk dan pilek,” kata Sukardi.

Dartam bukannya tak pernah diobati. Ia pernah dibawa ke RSUD Banyumas. Tapi mereka menolaknya. Ia berharap Dartam bisa kembali ke masyarakat.

“Tapi masyarakat juga harus bisa menerima Dartam dan jangan menyakitinya dengan mengungkit kegilaannya,” kata dia.

Dartam, bagi Karsiwen adalah tetap suadaranya juga. Ia yang membersihkan BAB saudaranya yang dibungkus dengan plastik dan daun itu. “Bagaimanapun juga, dia adalah saudara saya,” katanya.

Aris Andrianto / Ridlo

Tinggalkan Balasan