Film Karya Pelajar Kebumen “Melawan Arus” Masuk Nominasi FFI 2018

Komunitas, Peristiwa347 Dilihat
Proses produksi film “Melawan Arus” besutan sutradara Eka Saputri dari SMK Negeri 1 Kebumen. (Dok. Sinema Kedung)

Purwokertokita.com – Film “Melawan Arus” besutan sutradara Eka Saputri dari SMK Negeri 1 Kebumen masuk sebagai nominator Festival Film Indonesia (FFI) 2018. Ajang bergengsi bagi insan film di Tanah Air ini bakal mengumumkan 22 kategori penghargaan di Jakarta, 10 Desember mendatang.

Pada kategori film cerita pendek terbaik, “Melawan Arus” akan bersaing dengan enam nominator lainnya, yaitu “Elegi Melodi” (Jason Iskandar), “Har” (Luhki Herwanayogi), “Joko” (Suryo Wiyogo), “Kado” (Aditya Ahmad), “Siko” (Manuel Alberto Maia) dan “Topo Pendem” (Imam Syafi’i).

Sutradara film “Melawan Arus”, Eka Saputri mengaku sangat senang film garapan anak asuhnya mampu menembus kompetisi film paling bergengsi yang menganugerahkan Piala Citra kepada pelaku perfilman terbaik. Meski harus bersaing dengan film garapan sineas yang lebih senior.

“Memang sangat berat saingannya. Tapi kami tetap bangga bisa masuk dalam nominasi,” ujarnya, Minggu (18/11).

Eka menuturkan, film yang disutradarainya ini terinspirasi dari film dokumenter pendek petani Urut Sewu. Ide tersebut diwujudkan dalam film fiksi pendek untuk mengingatkan masyarakat bahwa perjuangan petani Urut Sewu masih berlanjut.

Adapun film berdurasi 10 menit ini bercerita tentang perjuangan petani Urut Sewu Kebumen. Perempuan petani bernama Siti yang percaya bahwa proses penangkapan suaminya, Yono, merupakan fitnah akibat konsekuensi rumit dari sengketa tanah antara petani dan TNI yang tak berkesudahan. Situasi tak menentu berujung pada keinginan pindah Yono yang ditolak Siti.

Film ini sempat meraih penghargaan Fiksi Pendek Pelajar Terbaik pada ajang Malang Film Festival (Mafifest) 2018. Lalu menjadi Film Fiksi Pelajar Terbaik pada Festival Film Purbalingga (FFP) 2018.

Sementara itu, Direktur Komunitas Sinema Kedung Kebumen, Puput Juang mengatakan, film ini menjadi medium gambar dan suara untuk menyuarakan keberpihakan terhadap posisi rakyat yang masih terpinggirkan.

“Seperti terjadi pada nasib para petani Urut Sewu yang masih menggantung karena pemagaran lahan pertanian mereka,” tegasnya.

Produksi film pendek “Melawan Arus” terwujud berkat kerja kolektif dan kolaboratif program Sinema Kedung Meng Desa-Desa (SKMDD) dari Sinema Kedung pada 11 Agustus-5 November 2017 yang pada pelaksanaan tahun kedua tersebut menghadirkan lokakarya produksi difasilitasi CLC Purbalingga.

Program dibawah naungan Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) yang didukung penuh bantuan untuk masyarakat film dari Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Perpusda Kebumen, Roemah Martha Tilaar Gombong, dan Sangkanparan Cilacap. (NS)

Tinggalkan Balasan