Purwokertokita.com – Dua orang pilot Maskapai Penerbangan Susi Air Positif menggunakan morfin. Hal ini diketahui setelah BNN Kabupaten Cilacap melakukan tes urine di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (11/1).
Salah satu pilot, sempat menolak ketika dipanggil untuk melakukan cek urine. Pilot bernama DH ini tetap berada di pesawat ketika namanya dipanggil petugas BNNK Cilacap untuk melakukan pengisian data diri sebelum dilakukan cek urine. Setelah berhasil dipaksa melakukan cek urine, diketahui kemudian, BH dan dan salah satu rekannya sesama pilot Susi Air, DE, positif menggunakan morfin.
“Dia tidak kooperatif, yang harusnya dia turun saat dipanggil, dia tetap berada di pesawat. Dia menolak untuk dicek urine, dengan alasan dia. Kemudian kami menjelaskan bahwa cek urine itu untuk kepentingan dia. Akhirnya dicek. Hasilnya, positif morfin,” kata Kepala BNN Kabupaten Cilacap, Edy Santosa, Rabu sore (11/1).
Edy menjelaskan, dua pilot yang posisit menggunakan morfin itu diketahui setelah Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) Cilacap melakukan tes urine terhadap awak pesawat, siswa penerbangan dan petugas bandara Tunggul Wulung, Cilacap, Jawa Tengah, sejak Rabu pagi. Secara keseluruhan, kata Edy, ada 44 orang yang melakukan cek urine. Dari keseluruhan yang dicek urinnya, urine dua pilot Susi Air, masing-masing berinisal DE dan BH positif mengandung morfin.
Edy mengakui kasus ini masih dalam pengembangan. Hasil koordinasi dengan manajemen Susi Air Pusat, kedua pilot dilarang menerbangkan pesawat. Keduanya saat ini sudah diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Tim Dokter Maskapai Susi Air. “Saya sudah berkoordinasi dengan manajemen (susi air, ini yang bersangkutan, dua orang dibawa ke Jakarta. Untuk mengetahui, akan dicek ulang di Laboratorium Jakarta. Untuk menunggu kepastian, karena alat kami kan terbatas pada cek urine saja. Akan dikonfirmasi ulang. Cuma memang tadi disini kami jumpai dua orang, yang keduanya mangandung zat morfin,” jelasnya.
Edy menjelaskan, dalam cek urine di Bandara Tunggul Wulung, pihaknya melakukan tes urine terhadap seluruh awak pesawat yang baru mendarat. Dari ke-44-yang telah dicek urine tersebut, empat orang merupakan pilot Susi Air, dan lima orang adalah pilot Pelita Air. Tetapi, kata dia, yang positif mengandung zat morfin adalah pilot Susi Air tersebut. Sedangkan awak pesawat lainnya, dinyatakan bersih.
Ditemukannya dua pilot yang menggunakan morfin ini dianggap belum final. Sebab, manajemen Maskapai Penerbangan Susi Air akan melakukan tes kesehatan dengan dokter internal maskapai. “Nanti akan diketahui secara pasti, apakah dia sedang mengkonsumi obat itu kan kita tidak tahu. Yang jelas dicek dengan alat yang kita punya unsurnya muncul. Kita masih menunggu konfirmasi dari laboratorium Jakarta,” ujarnya.
Lebih lanjut Edi mengemukakan, tes urine yang dilakukan BNNK Cilacap bekerjasama dengan Pengelola Bandara Tunggul Wulung itu dilakukan untuk menindaklanjuti kasus penyalahgunaan narkoba oleh pilot Citilink beberapa waktu lalu. Selanjutnya, cek urine tersebut juga akan dilakukan kepada awak transportasi lainnya.
Edy menambahkan, pihaknya di awal tahun 2017 ini gencar melakukan tes urine di sejumlah lembaga penegak hukum yang ada di Cilacap. Nilai edukasinya, kata Edi, pihaknyanya ingin memberitahu masyarakat bahwa aparat bersih. “Kami ingin menegaskan, bahwa petugas BNN dan aparat penegak hukum lainnya harus dipastikan bebas dari narkoba. Saya menginginkan, semuanya bersih,” tegasnya.