Purwokertokita.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPW) Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Cilacap, Ridho Anshori menilai tingkat maksiat di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah lebih tinggi dibanding Cilacap.
Dia yakin, keberadaan FPI akan membawa manfaat yang besar untuk masyarakat Banyumas.
“Jika FPI terbentuk, ya Syukur Alhamdulillah. Mudah-mudahan bisa membawa maslahat bagi masyarakat di sana. Kita kan tahu, di Banyumas kemaksiatan kan berkembang sudah luar biasa di sana, dibandingkan Cilacap,” ujarnya saat dihubungi purwokertokita.com.
Penolakan sejumlah kalangan soal deklarasi FPI Banyumas, menurut dia wajar. Pro kontra selalu akan terjadi. Dia menyebut, tidak hanya pendirian FPI saja yang menuai kontroversi.
“Tidak hanya FPI, pendirian Gereja, Masjid kadangkala juga memunculkan kontroversi, ada yang pro ada yang kontra,” ungkapnya.
Sebelumnya, rencana deklarasi FPI Banyumas menuai beragam sikap. Sebagian kalangan menolak lantaran rekam jejak FPI yang kerap melakukan aksi kekerasan. Misalnya, penertiban yang mestinya menjadi tugas aparatur negara.
“Ya, dari aspirasi yang berkembang, bahwa terlalu, nyuwun sewu, masyarakat umum tahunya (FPI) mengedepankan anarkisme,” kata Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyumas, Ahmad Tantowi.
Kendati demikian, Tantowi tetap menghargai seandainya Habib Rizieq hanya akan melakukan safari dan tabligh akbar saja, tanpa embel-embel deklarasi FPI Banyumas.
“Kalau sekedar, misalnya kehadiran Habib Rizieq, oke-lah kami sepakat. Tapi yang kami tidak sependapat, adalah pendeklarasian FPI,” tegas Tantowi.