Purwokertokita.com – Berdasarkan penelusuran Pusat Data dan Analisa Purwokertokita (PDAP), Front Pembela Islam Banyumas pernah berdiri namun bubar. Pada 3 Maret 2008, Lembaga Independen Banyumas (Libas) bahkan sempat mensweeping markas FPI.
Pada saat itu, puluhan massa yang menamakan diri Lembaga Independen Banyumas, Selasa (3/6) melakukan sweeping di sekertariat Front Pembela Islam (FPI). Mereka menuntut pembubaran ormas tersebut karena tidak sesuai dengan semangat keberagaman.
Massa yang dokomandani oleh Sumbadi menyerbu sekertariat FPI yang berada di Kelurahan Sumampir Purwokerto Timur. Namun di tempat tersebut, tidak ada satupun pengurus FPI yang berada di sekertariat tersebut.
Merasa gagal menemui pengurus FPI, mereka lantas mencari salah satu pengurus FPI. Sampailah mereka di rumah Edi Wobowo, mantan ketua FPI cabang Purwokerto.
Saat didatangi massa, Edi mengaku bukan bagian dari FPI. “Mandat sudah saya kembalikan ke pimpinan pusat sejak 6 bulan lalu (2008), jadi saya bukan anggota FPI lagi,” ujarnya.
Di depan rumah Edi itulah, Sumbadi membacakan pernyataan sikapnya. Mereka menuntut pemerintah untuk segera membekukan dan membubarkan FPI. “Kami hanya tidak ingin bangsa ini terpecah-belah,” terangnya.
Di tempat lain, puluhan orang yang mengaku tergabung dalam Aliansi Masyarakat Cinta Merah Putih mendatangi kantor DPRD Kabupaten Banyumas untuk menyampaikan tuntutan serupa.
Almarhum Tri Waluyo Basuki, yang saat itu merupakan koordinator aksi tersebut mengatakan kedatangan mereka ke gedung dewan untuk mendesak pembubaran FPI. “Kami mendesak kepada pemerintah, kepolisian, bahkan kalau perlu tentara untuk segera membekukan FPI di Kabupaten Banyumas,” tegasnya.
Jika tidak ditanggapi, Tri melanjutkan, aliansinya akan menyatakan perang dengan FPI. Ia juga mengecam pernyataan Habib Rizieq terhadap mantan presiden Abdurrahman Wahid yang dinilainya tidak pantas. “Gus Dur itu kan mantan presiden, jadi sangat tidak pantas beliau dicela habis-habisan oleh Habib Rizieq,” imbuhnya.
Menanggapi tuntutan aliansi, LPAS Widyaningrum, salah satu anggota DPRD dari fraksi PDIP mengatakan akan meneruskan aspirasi aliansi tersebut. Pihaknya juga mengutuk segala bentuk kekerasan untuk menyelesaikan masalah. “Kami tidak mendukung upaya-upaya mengatasi masalah dengan cara kekerasan,” tegasnya.