Dinaiki Puluhan Siswa SMP, Jembatan Apung Kampung Laut Ambruk

Lingkungan, Peristiwa491 Dilihat
Puluhan pelajar SMP Turut Kecebur ke sungai laguna segara anakan akibat patahnya jembatan apung kampung laut. Tampak sejumlah nelayan tengah menyelamatkan siswa yang masih ada di badan jembatan atau di sungai. (Foto: Kustoro untuk Purwokertokita.com)
Puluhan pelajar SMP Turut Kecebur ke sungai laguna segara anakan akibat patahnya jembatan apung kampung laut. Tampak sejumlah nelayan tengah menyelamatkan siswa yang masih ada di badan jembatan atau di sungai. (Foto: Kustoro untuk Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Jembatan apung Kampung Laut Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Kamis siang ini patah dan ambruk menjadi dua bagian di Dermaga Motean Desa Ujung Alang Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah.

Pimpinan Proyek Jembatan Apung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Nazieb Faisal mengatakan jembatan apung tersebut sebetulnya belum siap dilintasi, baik oleh orang maupun kendaraan roda dua. Sebab, pagi tadi ada sejumlah elemen yang dilepas. Dan saat ini, kata dia, jembatan ini masih dalam tahap pemasangan (setting) dan konstruksi.

Namun, kata dia, sejumlah warga naik ke jembatan tersebut saat tidak ada penjaga di jembatan apung. Akhirnya jembatan tidak kuat menahan beban, karena puluhan orang itu berdiri di atas jembatan tersebut secara bersamaan. “Itu, jadi sedang setting up. Jadi belum siap. Lagi masih setting posisi, dan pemasangan-pemasangan. Saya mendapat informasi dari Pak Camat, katanya dinaikin oleh warga. Jadi belum siap dinaikin, masih ada yang dilepas begitu tadi itu,” jelas Nazieb Faisal.

Dia mengaku baru mendapat informasi tersebut pada pukul 13.00 WIB dari Camat Kampung Laut, Nurindra Wahyu. Saat ini dia mengaku sedang berada di Bandung dan segera meluncur ke kembali ke Kampung Laut. Dia menadaskan akan segera memperbaiki kerusakan dan akan segera men-setting up kembali jembatan apung ini. “Kita akan memperbaiki. Jadi informasi tadi pagi ada yang dilepas. Padahal, jembatan belum siap. Masih setting-setting. Mungkin bener juga ada yang kecebur. Karena yang naikin banyak. Masih disetting batang-batangnya,” jelas Nazieb.

Jembatan apung kampung laut ambruk (kustoro untuk Purwokertokita.com)
Jembatan apung kampung laut ambruk (kustoro untuk Purwokertokita.com)

Nazieb menegaskan, ambruknya jembatan ini bukan lantaran lemahnya konstruksi. Namun, lebih banyak karena masih dalam konstruksi, namun sudah dibebani terlalu berat. “Ini bukan masalah konstruksi. Masalahnya adalah masih ada yang dicopot, baru dipasang batang-batang, sudah banyak warga yang naik,” tegasnya.

Sementara, Koordintor penarik jembatan apung, Kustoro mengatakan jembatan itu ambruk setelah dinaiki oleh sekira 25 siswa SMP yang sama-sama melintas dan berhenti di atas jembatan. Padahal, kata Kustoro, jembatan ini belum siap dilintasi.

“Ada sekitar 25 anak SMP dan beberapa warga yang naik ke jembatan secara bersamaan. Jembatan ambruk karena tidak kuat menahan beban. Soalnya ada batangan konstruksi yang dilepas tadi pagi,” kata Kustoro, Kamis siang (01/12).

Kustoro mengungkapkan, puluhan pelajar dan warga di atas jembatan turut tercebur ke dalam sungai. Oleh nelayan setempat pelajar yang tenggelam di sungai itu segera diselamatkan. “Untungnya tidak ada korban dalam insiden ini. Mereka langsung diselamatkan oleh nelayan setempat,” ujarnya.

Kustoro menjelaskan, sebenarnya jembatan ini belum siap dilintasi oleh manusia maupun oleh kendaraan roda dua. Sebab, saat ini masih masa setting up dan pemasangan batangan jembatan. Namun, ketika tidak yang berjaga puluhan siswa SMP tersebut naik ke atas jembatan secara bersamaan.

Diketahui, jembatan apung Kampung Laut dibangun sejak setengah tahun lalu oleh Kementerian PUPR. Kemudian, pada 6 November lalu ditarik ke tempat pemasangan dari Majingklak, Pangandaran ke Dermaga Motean, Kampung Laut, Cilacap. Direncanakan, jembatan apung ini akan diresmikan pada 1 Desember 2016 ini. Namun, lantaran sejumlah kendala, peresmian terpaksa diundur. Jembatan ini dikalim sebagai jembatan apung pertama di Indonesia dan juga di Asia Tenggara.

 

Tinggalkan Balasan