Anggaran Minim, Festival Serayu Terkatung-katung

Peristiwa244 Dilihat

Purwokertokita.com – Agenda wisata andalan Kabupaten Banyumas, Festival Serayu, kini tak jelas nasibnya. Event tersebut seharusnya digelar bulan Juli 2019.

Usut punya usut, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, mencoret Festival Serayu 2019. Pasalnya, anggaran yang disediakan tak lagi mencukupi. (baca https://purwokertokita.com/wisata/begini-kata-orang-thailand-tentang-festival-serayu.php )

Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, pencoretan agenda wisata ini sudah melewati pertimbangan yang matang. Selain karena anggaran yang tidak mencukupi, kondisi tempat perhelatan relatif rawan dari kecelakaan.

“Lokasi Festival Serayu di Bendung Gerak Serayu itu kan sempit. Pawai perahu juga perlu mempertimbangkan segi keamanan peserta. Waktu paparan, Bupati minta agenda ini harus lebih meriah dibanding tahun sebelumnya. Misalnya ada 500 perahu yang ikut pawai, padahal harga sewa perahu ini kan cukup mahal,” kata dia, belum lama ini.

Asis menjelaskan, Dinporabudpar Banyumas sejatinya mengalokasikan anggaran untuk perhelatan ini kurang lebih Rp 180 juta. Namun, angka tersebut tidak bisa memenuhi keinginan bupati. Sebab biaya sewa perahu mencapai Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta.

Pertimbangan lainnya, perhelatan tersebut juga kerap memacetkan lalu lintas di jalan penghubung Banyumas – Cilacap. Tempat parkir yang tersedia juga sempit.

“Jadi kami serahkan kembali kepada Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS) apakah tahun ini akan tetap menggelar Festival Serayu atau tidak,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua PMPS, Eddy Wahono mengaku tidak akan mempersoalkan pencoretan Festival Serayu. Pihaknya, bersama masyarakat di sekitar lembah Serayu tetap menggelar agenda wisata yang berjalan sejak tahun 2007. (baca: https://purwokertokita.com/wisata/begini-aksi-para-penambang-pasir-saat-balap-perahu.php )

“Tidak apa-apa. Kami akan laksanakan sendiri,” tandasnya.

Adapun Festival Serayu merupakan atraksi wisata gagasan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dengan tujuan melestarikan keindahan alam kawasan Sungai Serayu. Salah satunya dengan sarana mengalihkan usaha para penambang pasir menjadi pelaku wisata. (NS)

Tinggalkan Balasan