Pesan Kebhinnekaan dari Calung Banyumasan Lewat Film “Pesan Dari Alas Karet”

Komunitas383 Dilihat
Proses pengambilan gambar oleh Komunitas film Tarsisianografi di Desa Karangrau.

Purwokertokita.com – Kisah tentang warga Desa Karangrau yang melestarikan musik calung Banyumasan yang kerap menjadi musik pengiring di Gereja Katolik Stasi Karangrau dan shalawatan di masjid desa setempat, terekam dengan baik dalam film dokumenter “Pesan Dari Alas Karet” garapan sutradara Caecilia Fungsiana Putri Nusantari.

Film yang diproduksi komunitas film Tarsisianografi tersebut baru saja diganjar sebagai Juara Harapan III kategori dokumenter Festival Film Puskat yang digelar Studio Audio Visual (SAV) Puskat Yogyakarta, 10 Agustus 2017 lalu.

“Musik calung Banyumasan ini menjadi pesan kebhinnekaan yang ingin kami sampaikan kepada khalayak. Akhir-akhir ini keberagaman bangsa sering diusik dengan isu agama,” ujar sutradara film, Caecilia.

Calung Banyumasan ini, meski personelnya berbeda agama, mereka tetap kompak. Bahkan saling bahu membahu mengembangkan kesenian tersebut. Tidak hanya di kelompok musik calung, beberapa penabuh juga ikut terlibat di kelompok gamelan.

Caecilia tidak menyangka film garapannya yang mengangkat kebhinnekaan ini dapat meraih juara. Pasalnya, proses riset dokumenter ini relatif singkat dan kurang mendalam. “Masih banyak kekurangan di film ini. Seharusnya bisa dimaksimalkan,” katanya.

Ketua Komisi Sosial Keuskupan Purwokerto, RD Cassianus Teguh Budiarto yang mendampingi saat penerimaan penghargaan mengatakan, film tersebut mengajarkan perjuangan tokoh penggerak kesenian calung yang tetap berusaha menjaga kesatuan dalam perbedaan di pelosok desa.

“Meski sadar memiliki perbedaan agama, namun warga setempat tetap saling mendukung lewat calung baik sebagai iringan musik di tempat ibadah,” katanya. (YS)

Tinggalkan Balasan