Purwokertokita.com – Jika sawah menghilang berganti pabrik dan perumahan, apa yang bisa kita makan? Pertanyaan itu berusaha dijawab oleh pelajar SMK YPLP Perwira Purbalingga lewat film pendeknya yang bertajuk “Sawah Marjinal”.
Film fiksi garapan sutradara Fandiana Oktaviana ini, berkisah tentang seorang petani bernama Darno, satu-satunya petani pemilik lahan yang tersisa. Mata pencaharian itu terus dipertahankan lantaran menjadi pekerjaan turun temurun.
Suatu ketika, sawah miliknya diincar oleh pengembang perumahan bernama Dona. Dia berusaha membujuk Darno agar menjual sawahnya yang cukup luas. Bahkan, Dona meminta Jupri, perangkat desa setempat untuk ikut merayu.
Sutradara film, Fandiana mengatakan, film ini dilatarbelakangi semakin berkurangnya luasan sawah di Purbalingga. Lahan itu, kini berganti dengan perumahan dan pabrik.
“Kami terinspirasi dari makin banyaknya perumahan dan pabrik di Purbalingga karena kebijakan tata ruang yang sembarangan. Film fiksi ini berkisah tentang para petani yang dirayu agar menjual sawahnya kepada pengembang perumahan,” tutur pelajar kelas XI Teknik Komputer Jaringan di Kamis (8/3).
Pengambilan gambar film yang diproduksi oleh Kafiana Production ekstrakurikuler sinematorafi SMK YPLP Perwira Purbalingga ini dilakukan Rabu-Kamis (7-8/3). Syuting dilakukan di beberapa tempat di sekitar Kota Purbalingga.
Sementara itu, guru pembina ekstrakurikuler sinematografi, Didik Aji Dwi Cahyono menuturkan, setiap tahun pelajar SMK YPLP Perwira selalu memproduksi film pendek. Meski belum banyak mendulang prestasi, namun pihak sekolah selalu mendukung kegiatan para siswa.
“Mereka punya potensi dan minat di bidang perfilman. Jadi kami terus memberi dukungan saat memproduksi film,” kata dia.
Film ini, sambung Didik, rencananya akan diikutsertakan dalam kompetisi Fiksi Pendek Pelajar SMA Festival Film Purbalingga. Ajang tersebut akan digelar beberapa bulan lagi. (NS)