Purwokertokita.com – Seniman Banyumas rupa-rupanya masih enggan memanfaatkan Gedung teater indoor Taman Budaya Soeteja untuk menggelar pertunjukan. Mereka beralasan, gedung berkapasitas 500 penonton yang sudah dibangun belum memenuhi syarat sebagai gedung kesenian.
Di sela peluncuran album “Bingkai Nusantara”, Kamis (15/3) pentolan grup musik Ujung Kuku, Sendy Noviko mengungkapkan, gedung teater Soeteja tersebut sempat menjadi pilihan untuk Pagelaran Seni Budaya dan peluncuran album malam itu. Akan tetapi, dia lebih memilih lapangan di wilayah kampus agar lebih mudah diakses oleh para penikmat musik.
“Awalnya, konser ini hendak digelar di Gedung Soeteja. Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Ujung Kuku tetap memilih halaman parkir kampus,” kata dia.
Sendy beralasan, panggung di tempat terbuka tersebut tentu dapat menampung penonton dalam jumlah lebih banyak. Dibandingkan menggelar pementasan di dalam gedung.
Alasan lainnya, fasilitas di Gedung Soeteja juga masih belum lengkap.
“Seperti yang sampaikan sewaktu dialog di radio tempo hari, Gedung Soeteja itu opsi ke dua. Kami sudah mengecek ke sana, banyak keluhan. Selain akustiknya yang kurang bagus, ruangannya masih kurang nyaman karena tidak memiliki pendingin,” kata Sendy.
Seniman muda Banyumas, Agung “Totman” Wicaksono menuturkan, sejak pentasnya yang mengangkat Dalang Jemblung akhir tahun lalu, sejauh ini belum ada seniman yang menggelar pentas besar di Gedung Teater indoor Soeteja. Dia hanya ingat, bulan Februari lalu, ada lomba kesenian yang diikuti pelajar se Banyumas.
“Belum ada lagi pentas besar yang digelar di sana. Padahal gratis. Tapi memang karena kurang nyaman, hawa ruangan juga panas, kursi tidak nyaman banyak seniman yang enggan menggunakan gedung Soeteja,” ujarnya. (NS)
