Purwokertokita.com – Program Stovie (Stabellan Movie Time) yaitu pemutaran film bulanan di Hangout Bistro Purbalingga kembali digelar. Seperti halnya bulan lalu, kali ini Stovie masih memutar program Indonesia Raja berupa kolaborasi antarwilayah Indonesia dalam bentuk pertukaran film pendek.
Pada Jumat malam, 29 Juli 2016, Stovie memutar dan mendiskusikan program Indonesia Raja 2016 dari Bali. Ada tujuh film berbagai genre yang diputar dan diapresiasi puluhan anak muda Purbalingga dan sekitarnya.
“Peristiwa pemutaran dan diskusi film menjadi penting, tidak hanya karena jarang digelar di wilayah Banyumas Raya, tapi juga karena film itu medium yang sudah seharusnya dikuasai anak-anak muda saat ini,” ujar Dewi Teja Girindani, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Malam itu, film-film yang diputar yaitu “Silent” sutradara Wicitra Pradnyaratih, “Sinampura” sutradara I Putu Oka Sudarsana, “Rantau di Bali” sutradara Agung Yudha, “Pengen HP” sutradara I Made Suarbawa, “Negeri Penjara(h)” sutradara I Gusti Agus Wiranata, “Balas Dendam” sutradara Putu Kusuma Widjaja, dan “Blue” sutradara Maria Rosiana Sedjahtera.
Salah satu penonton, Wendro Tanjung, mengaku menyukai film berjudul “Blue”. Menurutnya, meski ceritanya sederhana, film “Blue” didukung penggarapan teknis yang baik sehingga hasilnya menarik. “Selain teknis, cerita dalam animasi menjadi penting. Dengan cerita yang sederhana, animasi menjadi menarik dengan didukung teknis penggarapan yang baik pula,” tutur mahasiswa baru di jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo ini
Bagi Wendro, film “Blue” menginspirasi dirinya yang selama duduk di bangku SMA berkutat di seni lukis. “Bila teknis animasi sudah cukup saya pelajari, saya akan membuat animasi dua dimensi dengan cerita yang sederhana. Ceritanya sudah ada, sementara saya simpan dulu,” jelasnya.
Sementara penonton lain, Kukuh Prasetyo Nugroho, terkesan dengan film “Negeri Penjara(h)”. “Film itu sederhana tapi sangat mengena. Saya yang jarang datang ke acara-acara pemutaran film jadi paham, untuk mengkritisi sesuatu tidak perlu yang berat-berat untuk dipahami,” ungkap mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto.
Program pemutaran film reguler Stovie yang digelar Hangout Bistro kerjasama CLC Purbalingga ini berusaha hadir tiap bulan. Di program ini, mencoba menjembatani bertemunya film-film Indonesia Raja 2016 dengan publik di Purbalingga dan sekitarnya.