Saat Dialog Dengan Bupati, Pramunikmat Menangis Minta Jangan Difoto

Peristiwa390 Dilihat
Bupati Banyumas Achmad Husein bersama Asisten bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Banyumas, Didi Rudwiyanto berdialog dengan salah satu penghuni indekos di Gang Sadar, Rabu (30/3) sore. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Bupati Banyumas Achmad Husein bersama Asisten bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Banyumas, Didi Rudwiyanto berdialog dengan salah satu penghuni indekos di Gang Sadar, Rabu (30/3) sore. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Dialog antara Bupati Banyumas Achmad Husein dengan beberapa penghuni indekos di Gang Sadar Baturraden pada Rabu (30/3) sore untuk mendengarkan aspirasi, tidak selalu berjalan mulus.

Bahkan, beberapa pramunikmat yang tinggal di salah satu rumah indekos, akhirnya tidak bersedia berdialog dengan Bupati Banyumas kala disambangi.

Awalnya, dialog yang dilakukan di salah satu rumah indekos sempat berjalan mulus. Beberapa harapan dan keinginan dari pramunikmat pun sempat terlontar, sebelum beberapa orang dalam rombongan tersebut mengambil foto dari balik jendela.

“Saya nggak mau difoto pak. Itu ada yang ambil foto dari handphone. Saya nggak ingin wajah saya masuk media,” jelas seorang pramunikmat yang enggan menyebutkan namanya, sambil berlari menuju kamar di rumah indekos Gang Sadar.

Baca: Ketika Bupati Banyumas Menilik Gang Sadar

Saat dialog, beberapa kali Bupati Husein bahkan mengingatkan kepada jurnalis dan beberapa orang yang akan mengabadikan dalam foto untuk tidak mengambil gambar para pramunikmat yang sedang berdialog. “Mohon jangan diambil gambarnya, jangan untuk ditayangkan juga ya,” katanya kepada rombongan.

Namun, beberapa kali lampu blits menyala dan membuat beberapa pramunikmat yang sedang berdialog dengan Bupati Husein merasa tidak nyaman. Satu demi satu, mereka berlari menghindar dialog dan masuk ke dalam kamar masing-masing.

Usai rombongan pergi dari rumah indekos yang berada di bagian belakang Gang Sadar tersebut, terdengar suara isak tangis. Pembina Paguyuban Anak Kos Gang Sadar, Jatmiko, yang berusaha menenangkan pramunikmat pun sempat ditolak.

“Kami tidak mau, keluarga kami tahu, pak. Kami di sini bekerja untuk mencari uang,” kata salah seorang pramunikmat sambil menahan isak tangis.

Tinggalkan Balasan