Purwokertokita.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah menyiapkan tujuh Posko pengungsian untuk mengantisipasi memburuknya rendaman banjir di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibeureum.
Tujuh titik pengungsian yang disiapkan BPBD Cilacap terletak di jantung kota Kecamatan Sidareja yang mudah dijangkau oleh pengungsi dari sejumlah daerah.
“Di aula Koramil, di SMP IT, kemudian di Balaidesa Sidareja, di Aula Kecamatan Sidareja juga siap. Kalau memang terpaksa sekali, kita juga berkoordinasi bisa memakai rumah dinas Sekcam yang masih baru, rumah dinas Kasi Trantib yang baru, kemudian aula bapermas juga bisa digunakan,” papar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah 3 Cilacap, Agus Sudaryanto, Sabtu (13/2).
Agus mengatakan banjir yang mulai merendam sejak Jumat malam di Kecamatan Sidareja memang baru terjadi dua desa di Kecamatan Sidareja. Namun, jika turun hujan lagi diprediksi banjir bakal meluas ke belasan desa lainnya.
“Di sebelah barat alun-alun ini sudah masuk ke rumah, banyak. Karena kondisi sekarang sudah cukup dalam,” jelasnya.
Menurut Agus, Beberapa desa yang bakal terdampak antara lain, Desa Margasari, Tegalsari, Tinggarjaya, Sidareja, Gunungreja, Sidamulya dan Desa Sudagaran Kecamatan Sidareja.
Kemudian Desa Rejamulya, Bangunreja, Ciklapa, dan Jatisari Kecamatan Kedungreja, serta sejumlah desa di Kecamatan Gandrungmangu dan Bantarsari.
“Kita logistik sudah siap, pengungsian juga sudah siap semuanya,” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Sidareja Teguh Budi Suhartono mengatakan banjir Cibeureum merendam dua dusun di desanya, yakni Dusun Cibenon dan Cikalong. Di kedua dusun tinggal seratusan lebih kepala keluarga.
“Kalau hujan lagi bisa naik terus airnya. Banjirnya juga bisa meluas,” ujar Teguh.
Dia menjelaskan, banjir di DAS Cibeureum dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pasang surut air laut ini dihitung dari penanggalan jawa.
Teguh khawatir, hujan deras akan terus terjadi beberapa hari ke depan saat air laut mengalami masa krembek (pasang naik dan stagnan). Jika itu terjadi, maka air tidak bisa keluar dari DAS Cibeureum.
Sementara, Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Gesofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan memprediksi hujan di Februari ini lebih deras dibanding sebelumnya. Kata dia, hal ini lantaran puncak musim hujan mundur yang tadinya di bulan Januari menjadi Februari. Di Cilacap dan sekitarnya curah hujan diprediksi mencapai 400 hingga 500 milimeter.