Menuai Pro dan Kontra, Festival Tugu Batal Digelar di Jalan

Wisata280 Dilihat
Tugu Pembangunan yang terletak di Jalan Gatot Subroto Purwokerto. (Dokumentasi Mufid Majnun)
Tugu Pembangunan yang terletak di Jalan Gatot Subroto Purwokerto. (Dokumentasi Mufid Majnun)

Purwokertokita.com – Setelah didiskusikan dengan berbagai pihak, perhelatan pasar seni “Tugu” di sekitar Jalan Gatot Subroto yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas dianggap lebih ideal menggunakan konsep festival. Namun lantaran menuai pro dan kontra, festival tugu yang mengusung konsep car free night ini batal digelar di jalan.

Sejumlah kalangan masih mempersoalkan kemacetan yang bakal terjadi akibat perhelatan ini. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Sotyo Djatmiko, mengutarakan bahwa pihaknya tidak akan ngotot apabila banyak elemen yang menentang festival jalanan ini.

Menurut Deskart, pihaknya akan mencari lokasi alternatif yang cocok dan memiliki ikon seperti Tugu Pembangunan. “Festivalnya tetap digelar, tapi lokasinya tidak memakai jalan raya lagi,” Ujarnya, selasa (09/02).

Selain strategis, tugu yang kerap disebut Tugu Pancasila atau Tugu Merdeka ini sudah akrab di telinga masyarakat Banyumas. Hal ini menjadi poin penting untuk memasarkan sebuah tempat penyelenggaraan festival.

Adapun Festival Tugu, rencananya memakai lahan di sekitar Jalan Gatot Subroto sepanjang 350 meter dengan lebar 10 meter. Kegiatan usulan dari Bupati Banyumas, Achmad Husein ini ditentang dengan alasan kemacetan, keamanan dan dapat menimbulkan konflik akibat dari aktivitas wisata.

Menurut Deskart, belajar dari pengelolaan Festival Kentongan di Jalan Jenderal Soedirman area Alun-alun Purwokerto dan Sokaraja Night Carnival di Jalan Jenderal Soedirman Sokaraja, seharusnya even tersebut dapat berjalan dengan lancar.

“Festival ini seharusnya menjadi bentuk tanggungjawab Pemkab untuk menyediakan atraksi wisata bagi pengunjung Banyumas utamanya Purwokerto. Harapannya, mereka tinggal lebih lama karena ada banyak hiburan dan tontonan. Dampak lainnya tentu adanya peningkatan perekonomian masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, seniman Padhepokan Cowongsewu, Titut Edi Purwanto mengatakan ide perhelatan Festival Tugu dengan ikon Tugu Pembangunan ini sangat brilian. Apabila digelar di lokasi lain, Pemkab juga harus memikirkan ikon yang mudah dipromosikan.

“Masa mau digelar di Alun-alun Purwokerto lagi? Ya tambah macet. Seharusnya ada titik pertumbuhan keramaian sebagai aktivitas wisata alternatif. Kemajuan sebuah kegiatan seni di sebuah kota bisa terlihat dari semakin menyebarnya kantong-kantong kesenian,” tandasnya.

Menurut Titut, kualitas para pengisi acara perlu dijaga untuk mengangkat nama Festival Tugu. Perhelatan ini sebaiknya dipersiapkan yang matang.

Tinggalkan Balasan