Purwokertokita.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah meminta warga mewaspadai mewabahnya demam berdarah dengue (DBD) pada bulan Februari, Maret dan April.
Sebab, pada bulan-bulan tersebut, sesuai grafik tahun sebelumnya, terjadi peningkatan jumlah penderita yang amat signifikan.
“Kalau trennya, antara Februari, Maret dan April jumlah penderita DB meningkat drastis. Kami meminta warga untuk mewaspadai kemungkinan penularan,” ujar Programer Penanggulangan DB Dinkes Cilacap, Agus Purwanto, Jumat (5/2).
Agus mengungkap, pada 2016 ini, dari 62 kasus yang terdata, satu orang di Kecamatan Kampunglaut meninggal dunia karena DB. Namun, pemerintah belum berencana untuk menaikkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). “Sedangkan Pada tahun 2015 lalu, dari 1057 kasus, 12 orang meninggal dunia,” tambahnya.
Jadi, secara total,sejak awal 2015 lalu, 13 orang meninggal dunia lantaran terwabah demam berdarah dengue.
Dia menjelaskan, sebagian besar kasus DBD di awal 2016 ini justru terjadi di luar kecamatan wilayah endemik. Wilayah tersebut antara lain Kecamatan Kampunglaut, Gandrungmangu, Majenang dan Kecamatan Sidareja.
“Kami minta supaya warga mewaspadai kemungkinan berkembangnya vektor DBD di lingkungan sekitar. Ia juga meminta agar warga segera melaporkan jika di wilayahnya terjadi kasus DBD,” katanya.
Dia menyebut, ada 15 desa di eks-kotip Cilacap yang menjadi wilayah endemik. Sebab, selama tiga tahun berturut-turut selalu didapati penderita DB dengan jumlah cukup banyak.
Agus mengklaim, pihaknya sudah melakukan fogging di sejumlah desa yang meminta intervensi. Dinas Kesehatan, kata dia, rutin melakukan sosialisasi agar warga secara swadaya melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Dinas kesehatan juga mengerahkan Petugas Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk mendata dan melakukan kunjung rutin ke desa-desa yang memiliki potensi tinggi terkena wabah DB,” jelasnya.